Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Petrus Preman vs Petrus Polisi

12 September 2013   07:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Pasca tragedi penembakkan tahanan di Lapas Cebongan, berkembang wacana perlunya menghidupkan kembali PETRUS untuk meredam premanisme yang kian marak pasca lengsernya rezim Soeharto. Banyak orang merindukkan kembali munculnya PETRUS sebagai 'alat teror psikis dan represif' dari negara terhadap warga negara yang mencoba melakukan tindakan premanisme.

Dulu PETRUS dihidupkan atas persetujuan negara/Soeharto karena negara pada waktu itu sama dengan Soeharto. Hasilnya, tidak ada preman yang berani berkeliaran dan menebar aksinya di tengah masyarakat. Untuk jangka waktu singkat, PETRUS memang berhasil baik menciptakan 'rasa takut' para preman. Namun, untuk jangka panjang, tindakan represi paksa oleh negara melalui PETRUS malah menjadi bom waktu di masa kini. Setelah rezim ORBA lengser, semua yang direpresi selama rezim ORBA seolah menemukan kanal pelampiasannya di zaman reformasi. Semua orang bebas mengekspresikan diri tanpa takut dianggap subversif kepada negara. Kebebasan bablas ini adalah bagian dari perasaan tertindas warga masyarakat selama rezim ORBA.

Keadaan berubah, sekarang PETRUS sudah lahir dan sedang hadir mengintai bukan Preman tetapi POLISI. Bukan preman lagi yang dijadikan target operasi para penembak misterius ini, melainkan POLISI. Yah, sekarang POLRI telah menjadi sasaran tembak kelompok PETRUS. Mereka tetap dinamakan para PENEMBAK MISTERIUS karena faktanya POLRI belum bisa membuka wajah di balik topeng pelaku penembakan para polisi ini. Namun bedanya PETRUS yang marak belakangan ini tidak menyasar oknum-oknum polisi korup/preman-preman berdasi seperti PETRUS zaman ORBA yang menyasar para preman, melainkan para polisi berpangkat rendah yang bisa siapa saja lantaran mereka inilah yang mudah dijangkau di jalanan dan kurang pengamanan.

Siapa pun yang bertindak sebagai PETRUS bagi para polisi ini harus diungkap tuntas mengingat negeri ini adalah negeri penuh skenario dan rekayasa. Bisa siapa saja yang menjadi otak di balik PETRUS ini. Karena itu, POLRI tidak perlu buru-buru mengaitkan para PETRUS dengan kelompok Abu Oemar, jaringan teroris yang masih buron. Ini ancaman serius bagi institusi kepolisian serentak menjadi CERMIN BESAR bagi POLRI untuk BERKACA DIRI: mengapa institusiku menjadi sasaran tembak para penembak misterius? Mengapa salah satu instusi terhormat negara ini dilecehkan oleh para pelaku PETRUS?

Jika aparat kepolisian tidak segera mengungkap para pelaku dan motif utama PETRUS polisi ini, maka marilah mengucapkan: "selamat datang di negeri yang mulai dikuasai para PETRUS!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun