[caption id="attachment_205202" align="aligncenter" width="540" caption="Logo Perayaan Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai"] [/caption]
Pagi hari ini (Minggu, 21/10/2012) tepat pukul 08.00-11.30 bertempat di Lapangan Motang Rua, Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT berlangsung perayaan Ekaristi sebagai tanda syukur atas 100 tahun benih iman Katolik ditaburkan di bumi Manggarai.
Perayaan Ekaristi syukur atas Yubileum Agung ini dipimpin langsung oleh Mgr Hubertus Leteng, selaku Uskup dan pimpinan tertinggi Gereja Lokal Keuskupan Ruteng. Hadir juga Mgr Situmorang, selaku ketua KWI dan beberapa uskup dalam perayaan ini didampingi oleh 230 orang imam baik yang berasal dari Keuskupan Ruteng maupun dari Keuskupan lainnya di Indonesia. Sekitar ribuan umat Katolik Keuskupan Ruteng memadati seluruh lapangan dan jalan-jalan serta gang-gang pertokoan di sekitar Lapangan Motang Rua.
Dalam kotbahnya, Mgr Hubertus Leteng sedikit membeberkan latar belakang perayaan syukur ini yakni berkat penyertaan Tuhan bagi segenap umat/Gereja Manggarai yang dari 5 orang baptisan pertama kini berkembang menjadi Keuskupan dengan jumlah umat Katolik yang terbanyak dibandingkan dengan keuskupan-keuskupan lain di Indonesia. Beliau menegaskan bahwa ini bukan merupakan karya murni manusia, tetapi berkat Tuhan yang pantas disyukuri. Tuhan yang hadir dalam pribadi Yesus Kristus yang datang dalam rupa manusia mengalami nasib manusia itulah yang diteladani para misionaris perdana sehingga mereka berani meninggalkan negara barat yang maju untuk datang ke Manggarai yang pada 100 tahun yang lalu terbatas dalam segala hal. Namun keteladanan Tuhan Yesuslah yang memotivasi mereka untuk berani meninggalkan kemapanan negara maju untuk datang dan memberdayakan masyarakat dan umat Manggarai dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu, Mgr Hubertus kemudian mengajak seluruh umat Katolik Manggarai dan para pemimpin Gerejanya untuk berani meneladani teladan hidup para misionaris perdana dan terutama teladan Tuhan Yesus sendiri untuk berani pada zaman ini meninggalkan zona-zona nyaman pribadi agar bisa menjadi pemimpin yang melayani bagi Gereja dan masyarakat. Karena itu, beliau mengajak seluruh umatnya agar berani "Turba" atau Turun ke Bawah guna mengalami nasib masyarakat akar rumput, mengenali kebutuhan dan aspirasi mereka, merumuskan bersama mereka apa yang benar-benar mereka perlukan untuk kehidupannya. Inilah hakekat kepempinan kristiani yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
Setelah rangkaian perayaan ekaristi yang berlangsung meriah, agung, dan syahdu yang diiringi oleh Paduan Suara yang menawan, dilanjutkan dengan aneka sambutan mulai dari Uskup Ruteng, Menteri Pertahanan, dan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia dan Ketua KWI. Dalam sambutannya, Uskup  mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan kerja sama semua pihak baik dari unsur pemerintahan dari pusat hingga daerah maupun dari komunitas-komunitas agama lainnya sehingga perayaan ini bisa berlangsung dengan baik.
Dalam sambutannya, Menhankam, Pak Purnomo, menghimbau agar umat Katolik Manggarai yang sudah memasuki satu abad usianya ini sungguh-sungguh menjadi 100 % Katolik dan 100 % Indonesia. 100 % Katolik berarti menjalankan dan menghidupi 3 keutamaan Kristiani yakni iman, harapan, dan cinta kasih. 100 % warga negara Indonesia berarti sungguh-sungguh menghidupkan 4 pilar kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Antonio dalam sambutannya mengumpamakan Gereja Katolik Manggarai itu seperti biji sesawi yang terkecil di antara aneka biji pepohonan yang kemudian bertumbuh menjadi pohon besar dan berbuah melimpah sehingga bisa menghasilkan banyak misionaris yang diutus ke berbagai negara sekaligus secara kuantitatif jauh lebih banyak dibandingkan umat di keuskupan lain di Indonesia. Beliau mengingatkan untuk kembali ke Injil, kembali ke pesan Yesus dalam Kitab Suci untuk perjalanan Gereja kemudian yakni mengandalkan Penyelenggaraan Allah dalam hidup dan karya. Jangan sampai umat Katolik Manggarai terjebak dalam keyakinan bahwa uang, kekuasaan dan status sosial adalah modal satu-satunya menuju pertumbuhan iman. Hal-hal itu hanyalah pendukung tetapi yang lebih utama baginya, hendaklah umat Katolik Keuskupan Ruteng sungguh-sungguh selalu mencari Kerajaan Allah dan kehendaknya terlebih dahulu, karena semuanya akan ditambahkan kepada mereka.
Selaku ketua KWI, Mgr. Situmorang mewakili para uskup seindonesia mengucapkan proviciat kepada seluruh umat Keuskupan Ruteng yang sedang berbahagia dan berdoa semoga berkat berlimpah oleh perayaan Yubileum Agung ini menjadi energi postif baru untuk menata masa depan wajah Gereja Keuskupan Ruteng.
Setelah aneka sambutan, perayaan ini ditutup dengan berkat agung dari Tuhan melalui tangan hambanya, Mgr. Hubertus Leteng bagi seluruh umat yang hadir dalam perayaan ekaristi ini.
"Selamat Merayakan Yubileum Agung bagi Segenap Umat Katolik Keuskupan Ruteng di Manapun Anda Hidup dan Berkarya," pesan Mgr. Hubertus Leteng, Pr.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H