Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mati di Pantai Rasa

14 Agustus 2011   20:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

#

Kutuliskan puisi ini dalam kesunyian yang tak bertepi,

pada dia yang menitipkan rindu dalam setiap pertanyaan hati,

yang tertulis di dinding hidupku bersama kenangan yang terbingkai.

##

Seperti sepi yang bernyanyi lirih ketika malam mengatupkan langit dan pergi tanpa sepotong pesan.

Seperti tangisan hujan yg menyisahkan basah.

Seperti kepingan hati yang mengurai luka perpisahan dan menorehkan kepedihan pada tengkuk kerinduan.

###

Barangkali boleh aku berkisah tentang sepenggal nama yang terpatri dalam kenangan bertabur duka,

menemani langkahku berpawai dan menggoreskan kisah di dinding waktuku di sepanjang peziarahan cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun