Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jumad Agung: Perayaan Pengharapan Baru Bagi Umat Kristiani

6 April 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sore ini, tepat pukul 15.00, umat Katolik merayakan Hari Raya Jumad Agung. Jumad Agung yang dalam kalenderium negeri ini ditetapkan sebagai hari libur nasional bukan sekedar hari untuk mengenangkan Wafatnya Isa Almasih. Lebih sekedar itu bagi umat Kristiani. Hari ini, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan tragedi salib yang membawa sebuah pengharapan baru.

Disebut sebuah tragedi karena hari ini umat Kristiani merayakan sebuah ironi: Yesus yang dijatuhi hukuman mati melalui sebuah peradilan yang tidak berimbang. Peradilan yang dialamiNya menjadi simbol rentannya hukum manusiawi akan sebuah intrik dan persekongkolan yang bisa saja menjatuhkan hukuman dan menjebloskan kaum lemah ke dalam kerangkeng besi tanpa melalui mekanisme hukum yang adil. Hukum selalu berpihak pada yang kuat, berkuasa, dan mempunyai uang. Singkatnya, hukum manusiawi sering condong kepada yang mempunyai power dalam segala bentuk dan wajahnya di dunia ini. KematiaNya di palang kehinaan menjadi sebuah ironi bagi Pilatus-pilatus, Kayafas-kayafas, dan Herodes-herodes baru yang masih hidup di zaman ini. Mereka-mereka yang menafikan "kebenaran" dan "keadilan" oleh karena tekanan kekuasaan, uang, dan massa.

Namun, bagi umat Kristiani, Jumad Agung bukan sekedar sebuah tragedi atau skandal ketidakadilan hukum. Jumad Agung adalah perayaan pengharapan dan kemenangan. Perayaan bagaimana Allah mau berbela rasa dengan yang miskin, hina, kecil, terjepit, tersingkirkan dan yang kalah dalam hidup ini. Yang kemudian mengingatkan hati umat kristiani untuk tidak takut menghadapi penderitaan hidup ini. Perayaan yang mengingatkan bahwa hidup bukan hanya untuk menikmati suka cita penuh canda tawa, tetapi juga menerima kenyataan duka dan air mata sebagai bagian dari dua sisi mata uang yang sama untuk membuat hidup ini lebih seimbang. Sehingga perayaan Jumad Agung merupakan sebuah perayaan untuk menerima hidup dengan sikap realistis dan pantang menyerah.

Selain itu, umat Kristiani juga diteror melalui pengalaman salib bahwa menjadi kristiani bukan menjadi pribadi yang egois, mau senang sendiri. Tetapi meneladani Sang Guru untuk berani bersikap solider dengan orang lain terutama kaum yang miskin, lemah, tersingkir dan terbuang dalam hidup ini melalui profesi hidup masing-masing. Mau juga menjadikan duka dan air mata orang lain sebagai duka dan air matanya sendiri. Karena merayakan keagungan salib berarti merayakan "sikap berbagi" tanpa batas dan sekat kepada siapa pun tanpa memandang suku, ras, agama, dan budaya tanpa merasa takut.

Selamat Merayakan Jumad Agung 2012 dalam Semangat Solider Semesta terutama kepada kaum Marginal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun