Mulai kemarin Kompasiana sulit sekali diakses apalagi di wilayah Timur Indonesia ini yang signalnya makin lemes. Maklum internetan pakai modem, sehingga sangat bergantung pada "keperkasaan" signal hehehe. Dari sesama teman group Kampret yang berhasil masuk Kompasiana, saya mendapatkan bocoran di statusnya: "ada yang baru loh di tampilan Kompasiana." Sejak semalam, aku pun dibuat "mati" penasaran. Ternyata pagi ini aku berhasil login dan bisa membaca komentar teman-teman di postingan lama. Dan memang ada yang baru, yakni semakin dibuat transparan tampilan komentar dan vote-nya. Rupanya, inilah yang membuat Kompasiana sulit sekali diakses selama beberapa hari terakhir. Karena ada penambahan baru dari pengelolah. Untuk itu, saya memberikan apresiasi yang sedalam-dalamnya terhadap para pengelolah Kompasiana yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk interaksi antara kompasioner di rumah sehat ini.
Tampilan baru di kolom komentar ini sebenarnya bukan hal yang baru bagiku yang sebelumnya sudah aktif di blog keroyokan Multiply yang saat ini, menurutku, mulai sepi peminat sejak booming-nya Facebook beberapa waktu lalu. Di blog multiply, kita bisa melihat jejak siapa pun yang sudah memiliki akun di Multiply. Bahkan mereka yang tidak berkomentar sekalipun, jejak foto profilnya akan terekam dan terbaca di bawah tulisan kita. Jadi kita bisa tahu siapa saja yang selalu mengunjungi dan membaca tulisan kita, meskipun mereka hanya menjadi silent reader yang tidak meninggalkan jejak kata-kata di kolom komentar. Sedangkan di Kompasiana, para silent reader yang memiliki akun di Kompasiana tidak akan terekam jika mereka tidak meninggal jejak berupa kata-kata atau penilaian terhadap tulisan kita. Kelebihan Kompasiana, menyediakan vitur penilaian bagi yang malas mengetik komentar, sedangkan Multiply hanya menyediakan kolom komentar saja. Dengan demikian, bagi yang malas berkomentar dan hanya ingin memberikan cap jempol saja tidak akan mendapatkan ruang ekspresi di Multiply.
Tampilan baru Kompasiana, bagi saya sangat positif karena menjadi kerinduan saya juga. Dengan tampilan baru ini, saya bisa memberikan vote yang objektif dan terbuka terhadap tulisan saya sendiri berdasarkan kategori tulisan yang saya posting. Misalkan, jika saya menulis sebuah reportase yang up to date, saya bisa memberikan vote aktual karena memang beritanya aktual menurut saya. Apabila saya menayangkan sebuah opini dan jika dirasa sumber atau kenyataan hidup tertentu bermanfaat atau menginsiprasi saya untuk menuliskan opini tentangnya, maka secara terbuka saya bisa memberikan vote bermanfaat dan inspiratif. Jika saya menulis sebuah puisi atau cerpen dan menurut saya menarik, saya bisa memberikan vote menarik. Kadang-kadang saya mem-vote tulisan saya sendiri, karena prihatin dengan vote yang masuk ke tulisan saya, yang menurut saya tidak sesuai dengan materi atau isi tulisan saya. Masa semua kategori  tulisan saya dinilai dengan vote aktualllll hahahahaha, padahal bukan sebuah reportase.
Mungkin ada sebagian teman-teman akan mengatakan, narsis banget nih orang, masa nulis sendiri vote sendiri! Itu hak prerogatif setiap orang dan tidak perlu merasa malu untuk memberi penilaian terhadap tulisan kita sendiri. Ini bagian dari bagaimana diri kita sendiri mengapresiasi jemari kita yang sudah hampir keriting mengetik tulisan sampai ratusan atau ribuan kata. Bagaimana orang lain bisa menghargai tulisan kita, jika diri kita sendiri tidak terlebih dahulu menghargainya?
Karena itu, semakin transparannya kolom pemberi komentar dan voting, jangan sampai menghilangkan kebiasaan kita menilai tulisan kita sendiri. Itu hak kita dan tidak perlu merasa malu untuk tindakan mengapresiasi tulisan  kita sendiri. Mau dibilang narsis kek, gila hormat kek, emangnya gue pikirin. Daripada menunggu orang lain memberikan penghargaan atas tulisan kita yang memang agak sulit di media ini, mendingan menghargai sendiri jerih payah kita. Karena pengalaman selama bergabung di Kompasiana selama setahun lebih ini, bisa membuat saya menyimpulkan bahwa kebiasaan untuk memberikan apresiasi terbuka melalui fitur vote terhadap tulisan sahabat kompasioner bisa dibilang belum membudaya. Karena itu, jarang sekali tulisan yang di-vote berdasarkan jumlah pengometarnya. Vote yang menembus angka puluhan apalagi ratusan jarang sekali dijumpai.
Oleh karena itu, tranparansi yang dibuat oleh pengelolah Kompasiana dalam hal menampilkan jejak siapa saja pemberi vote pada tulisan kita bisa membantu kita untuk secara terbuka dan terlihat publik bahwa kita sendiri pun sangat menghargai tulisan kita. Dari situ pun bisa dilihat apakah vote yang kita berikan seirama dengan isi tulisan kita ataukah tidak. Pembaca lain pun tidak akan asal memberikan vote di dalam tulisan kita jika kita sendiri yang menulis artikel tersebut sudah menilai dengan kategori penilaian tertentu.
Selain itu, tampilan baru ini juga bisa membantu saya yang memang lebih suka menjadi silent reader bagi tulisan sahabat kompasioner untuk meninggalkan jejak atau absen sesudah membacanya tanpa harus meninggalkan kata-kata komentar yang bisa membuat dashboard terbakar. Karena ada beberapa rekan di Kompasiana ini yang setiap kali posting, pasti akan dikomentari terus sampai komentarnya menembus angka ratusan atau ribuan. Terhadap tulisan teman-teman yang banyak peminatnya ini biasanya banyak kali saya hanya menjadi silent reader saja dengan memberikan vote yang sesuai dengan isi artikel yang sudah terbaca meskipun penulisnya sendiri tidak tahu bahwa saya rajin menikmati setiap tulisannya. Dengan adanya tampilan baru Kompasiana, hal itu tidak mungkin terjadi. Teman-teman akan tahu, jika saya hanya membaca dan meninggalkan vote saja. Ini baik dan penting untuk saya, karena saya pun mempunyai rasa ingin tahu yang sama kepada para pembaca  diam yang hanya meninggalkan vote.
Jadi, tidak perlu malu untuk memberikan vote terhadap tulisan saya sendiri dengan adanya tampilan baru pada kolom komentar. Itu wajar dan lumrah. Siapa lagi yang bisa menghargai diri kita sendiri kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri?
Salam Trasparan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H