Hubungan diplomatik Indonesia-Australia akan semakin memburuk ketika kedua belah pihak tetap 'kukuh' dengan sikapnya masing-masing. Indonesia menutut minta maaf, Australia merasa ogah dan gak penting banget buat minta maaf.
Hal ini rupanya bikin hati Menteri Perdagangan kita yang juga 'capres kompasiana' galau. Ia galau kalau-kalau harga daging sapi bakalan naik sampai dengan Rp 200.000-300.000 perkilogram. Kegaulaunnya ini dikarenakan putusnya hubungan diplomasi dengan Australia tanpa memperhatikan stabilitas harga dan kemampuan produksi sapi lokal dapat menyebabkan harga daging sapi melejit tinggi (kompas.com).
Mengapa  harus galau? Apakah tidak makan daging sapi, rakyat Indonesia bisa mati? Apakah daging sapi merupakan satu-satunya protein andalan untuk masyarakat Indonesia?
Diakui bahwa sebuah bangsa tidak bisa hidup mandiri di atas kakinya sendiri. Hidupnya selalu dalam ketergantungan dengan bangsa lain. Namun, dengan pengalaman ini, mengapa kita harus bergantung pada sebuah bangsa dalam hal daging sapi saja sementara kedaulatan informasi kita digagahi dan dijajah oleh bangsa lain? Jangan karena perut/urusan daging, kemudian para pemimpin bangsa kita menjadi kompromistis dan lemah kepada kesewenang-wenangan bangsa lain.
Jikalaupun hubungan diplomatik menjadi renggang dan terputus sama sekali, maka 'kisruh sadap-menyadap' ini bisa dijadikan momentum bersama untuk menggenjot produksi pangan lokal termasuk daging sapi. Biarkanlah kita puasa daging sapi dulu, bila perlu menjadi vegetarian untuk sementara waktu atau konsumsi tahu dan tempe saja terlebih dahulu sampai rakyat Indonesia bisa memenuhi pasar dengan daging sapi lokal serta produk pangan lainnya.
Ketergantungan berlebihan terhadap bangsa lain membuat harga diri bangsa ini seringkali diinjak-injak sementara pemimpinnya tidak bisa berbuat banyak untuk menegakkan harga diri bangsanya itu. Bangsa ini memang telah tergadai dalam banyak hal, sehingga mudah dikendalikan oleh bangsa lain termasuk dalam penguasaan SDA.
Oleh karena itu, jangan pernah melemahkan sikap diplomatik kepada Australia hanya demi daging sapi yang lebih murah. Duh......gak kebayang begitu terhinanya saya ketika ada calon presiden yang  lebih menguatirkan harga daging sapi yang bakalan mahal daripada harga diri sebagai sebuah bangsa yang berdaulat!!!!
Pilih Mana: Daging Sapi Mahal atau Kedaulatan Bangsa Tergadai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H