[caption id="attachment_205032" align="aligncenter" width="640" caption="Putera-puteri Hindu ikut Memeriahkan Malam Festival Budaya"][/caption]
Seratus tahun silam, seorang misionaris barat mampir di sebuah pantai wilayah utara bagian barat Pulau Flores, tepatnya di Reo. Pantai Kota Reo yang berpasir putih menjadi saksi sejarah cikal bakal lahirnya Gereja Katolik di bumi Manggarai. Yah, tepat di tepi pantai tersebut, Sang Misionaris Barat membaptis 5 orang putera-puteri Manggarai sehingga mereka menjadi Katolik. Dari tempat inilah sejarah Gereja Katolik Manggarai dimulai hingga 21 Oktober 2012 harus merayakan usianya yang ke-100. Usia yang pantas disyukuri oleh segenap umat Katolik Manggarai karena dari 5 orang tersebut, kini umat Katolik Keuskupan Ruteng telah berjumlah ribuan jiwaa. Jika dahulu dominasi pastor, biarawan-biarawati berkulit putih, sekarang para misionaris barat telah diganti tenaga-tenaga pribumi. Ribuan Putera-puteri Manggarai telah tersebar di berbagai pulau di negeri ini, bahkan telah tersebar di berbagai negara entah sebagai pastor, suster, maupun bruder. Mereka melanjutkan cita-cita sang misionaris pertama untuk memenuhi permintaan tenaga pastoral di berbagai belahan dunia. Ini merupakan berkat tersendiri dari Tuhan bagi Gereja Katolik Manggarai.
Selain itu, usia 100 tahun Gereja Katolik di Manggarai tidak lantas melunturkan kebudayaan Manggarai. Kehadiran Gereja Katolik yang menghargai kebudayaan setempat dengan model inkulturatifnya telah memberi ruang dan mendukung kelestarian kebudayaan setempat. Orang Manggarai meskipun menjadi Katolik, tetap tidak tercerabut dari akar kebudayaan leluhurnya.
Oleh karena itu, dalam rangka mengisi perayaan puncak syukuran 100 tahun lahirnya Gereja Katolik di bumi Manggarai ini diadakan aneka kegiatan baik bersifat pembangunan fisik maupun rohani. Salah satunya adalah diselenggarakannya malam pementasan seni-budaya yang berlangsung mulai tanggal 18-20 Oktober. Yang terlibat di dalamnya mulai dari anak TK , SD, SLTP, SMU, Perguruan Tinggi dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Penampilan mereka di atas panggung mau menunjukkan bahwa generasi muda Katolik Manggarai harus tetap mencintai dan menghidupkan kebudayaan warisan leluhurnya meskipun kebudayaan asli telah berjumpa dengan iman Katolik sehingga Gereja Katolik sampai kapanpun harus tetap mengakar dalam kebudayaan setempat.
[caption id="attachment_205033" align="aligncenter" width="640" caption="Puter-putera Dayak Menampilkan Tarian Harmoni dengan Alam"]

Bahkan tampil juga di dalamnya komunitas masyarakat Dayak yang menetap di Manggarai dengan tarian teatrikal khas Dayak yang melukiskan bagaiman harmoni dengan alam semesta harus tetap dibangun. Alam telah menyediakan segalanya bagi manusia dan tugas manusia yang diembankan oleh Allah adalah menjaga dan melestarikannya.
Selain itu, tampil juga beberapa komunitas Islam Manggarai yang menampilkan tarian Manggarai dengan kolaborasi musik kasidah. Tidak kalah menariknya juga para pemuda-pemudi Hindu Manggarai juga menampilkan kekayaan budaya Bali. Semuanya ikut bergembira dan bersyukur atas berkat yang dialami oleh saudara-saudaranya yang Katolik. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa perayaan 100 tahun Gereja Katolik Manggarai bukan hanya milik eksklufis umat Katolik Manggarai tetapi milik semua pemeluk agama yang hidup di bumi Manggarai. Sungguh merupakan sebuah kesaksian bahwa kehadiran Gereja Katolik sebagai mayoritas di bumi Manggarai sungguh-sungguh mengayomi dan memberi ruang bagi kebebasan beragama dari kelompok-kelompok kecil lainnya.
[caption id="attachment_205034" align="aligncenter" width="640" caption="Putera-puteri dari Komunitas Muslim Menampilkan Tarian Manggarai"]

Semangat toleransi ini sudah dipupuk sejak 100 tahun yang lalu dan harapannya semakin berkembang di awal abad ke-2 perjalanan sejarah Gereja Katolik Manggarai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI