Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Antiklimaks Drama Berdarah Lapas Cebongan, Koppasus Pelakunya

4 April 2013   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:44 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13650809291393667446

[caption id="attachment_252798" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]

Setelah 13 hari menanti antiklimaks dari drama berdarah ini, akhirnya Koppasus mengakui bahwa jiwa korsa-lah yang melatari tindakan pembunuhan di Lapas Cebongan, Sleman. Solidaritas korsp-lah yang melatarbelakangi ke-11 anggota Koppasus yang juga bawahan langsung dari Serka Santoso nekad merangsek masuk ke penjara dan menghabisi para tahanan. Selain itu, utang budi terhadap Serka Santoso juga menjadi motif paling kuat dari Sang Eksekutor tunggal berinisial U ketika ia memberondong para tahanan.

Diakui bahwa sebenarnya para pelaku telah mengatakan bahwa mereka pelakunya sejak tanggal 23 Maret lalu, ketika mulai terbentuk team investigasi internal TNI. Sikap terbuka dari pihak TNI untuk kooperatif dan membuka kasus ini terlebih dahulu dibandingkan team investigasi dari POLRI patut diapresiasi. Sikap legowo untuk mengakui kesalahan di hadapan seluruh rakyat Indonesia adalah bagian dari jiwa kesatriaan.

Sikap kooperatif  TNI yang mengakui secara terbuka keterlibatan 11 oknum Koppasus menjadi sinyal postif untuk team kepolisian memeroses kasus ini menurut hukum yang berlaku tanpa merasa sungkan atau takut. Lanjutkan saja temuan yang telah diungkapkan oleh team investigasi internal TNI.

Proses hukum selanjutnya bagi ke-11 oknum Koppasus tersebut tetap dinantikan oleh publik Indonesia. Rakyat akan menantikan sejauh mana hukum sungguh-sungguh ditegakkan terutama bagi para penegak hukum sendiri. Jangan sampai ada kesan bahwa hukum di negeri ini hanya tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas.

Bravo atas jiwa besar Koppasus untuk mengakui dengan ksatria dan berani mempertanggungjawabkan perbuatanmu yang melanggar hukum. Angkat Topi!

Terkait: Saya Cinta Koppasus Menanti Antiklimaks tragedi lapas cebongan, mengapa polri lamban? Petrus Zaman Orba Vs Petrus Zaman Reformasi Tragedi Lapas Sleman Hanya Sebuah Gunung Es Tragedi Lapas Sleman Masalah Nasional? Bantahan Pangdam Versus Opini Publik Terkait Tragedi Lapas Sleman Pesan Tragedi Lapas Sleman Bagi Para Pendukung Hukum Rimba Tragedi Hukum Paling Memalukan Tragedi lapas Sleman dan Rasisme yang Berkembang

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun