Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aku Bermimpi Maka Aku Ada

20 Maret 2011   18:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:36 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Segala sesuatu yang dihasilkan dalam hidup kita berawal dari sebuah mimpi yang terkadang mustahil.  Mimpi yang saya maksudkan di sini bukan mimpi ketika kita tidur alias "bunga tidur," melainkan sebuah impian tentang sesuatu yang mau kita sasar ke depan. Sebenarnya lebih terkait dengan cita-cita. Akan tetapi, saya tidak hendak memakai cita-cita yang kadang sifatnya lebih realistis ketimbang mimpi. Ketika kita mengimpikan sesuatu dan coba dikomunikasikan kepada orang lain, pasti akan muncul banyak komentar entah postif maupun negatif. Ada yang mengatakan: "hei pemimpi, bangun dari tidurmu, cobalah realistis dalam menghadapi hidup ini!" Ada juga yang lebih sarkas lagi dengan berkata: "kerja aja gak becus, mimpi selangit." Akan tetapi,ada juga yang mendukung dan berkata: "kejer-lah impianmu, selagi kamu masih diberi kekuatan dari Tuhan!"

Terlepas dari semua komentar miring yang mungkin diterima oleh para pemimpi, tahukah anda bahwa peradaban kita sesungguhnya dibangun di atas mimpi orang-orang visioner? Ketika umat manusia, kemana-mana masih berjalan kaki, ada yang berani bermimpi tentang alat transportasi. Dari mimpi tersebut orang mulai menciptakan alat-alat transportasi mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang super canggih yang kita gunakan saat ini. Dahulu ada yang berani bermimpi bahwa manusia bisa terbang seperti capung, maka diciptakanlah pesawat mulai dari yang sederhana sampai yang canggih. Dahulu orang tidak pernah membayangkan bahwa dunia ini tidak akan mungkin dilipat dalam sebuah kotak kecil, sekarang semuanya mungkin. Internet dan televisi membuat ruang dan waktu dipadatkan sedemikian rupa, sehingga tidak ada lagi jarak dan waktu yang terlalu jauh dan lama antar kita di berbagai belahan dunia. Banyak peristiwa yang terjadi di aneka belahan dunia  dapat dengan mudah kita akses dengan tengat waktu yang semakin tipis dari waktu terjadinya peristiwa tersebut.

Begitu pun dengan aneka penemuan yang lain merupakan buah dari mimpi-mimpi orang-orang kreatif, inovatif dan visioner. Apa yang mereka impikan, ketika dikomunikasikan kepada sesamanya, pada awalnya pasti dianggap tidak masuk akal dan hanya dianggap sebagai sebuah "isapan jempol" belaka. Tidak sedikit komentar miring yang diterima oleh para pemimpi yang mengubah wajah peradaban kita dengan impian mereka yang telah menjadi kenyataan. Akan tetapi, orang yang berani bermimpi adalah orang yang mau maju, bertumbuh, dan berkembang dalam hidup ini. Orang yang tidak punya mimpi akan masa depannya adalah orang yang menerima segala sesuatu sebagai "nasib" yang harus diterima dan tidak dapat diubah. Orang yang punya mimpi akan termotivasi untuk mencurahkan segala sumber daya yang ada dalam dirinya untuk mewujdkan impiannya menjadi sebuah kenyataan. Yang penting adalah "jangan hanya berhenti di mimpi, tanpa berbuat sesuatu untuk mewujudkan impian." Selain itu, yakinlah bahwa Tuhan dapat menjadikan segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, asal kita mengubah impian manusiwi kita menjadi sebuah harapan akan campur tangan-Nya yang aktif dalam usaha kita untuk mewujudkan impian kita yang terkadang mustahil untuk orang-orang di sekitar kita.

Dengan demikian, jangan pernah berhenti untuk bermimpi, jangan padamkan bara api impian kita. Sebab orang yang berhenti bermimpi sesungguhnya adalah orang yang mati sebelum waktunya. Mimpi adalah kekuatan yang menjadi daya dorong dari dalam diri kita, yang memotivasi kita untuk mengoptimalkan segala sumber daya manusiawi kita, untuk bertahan hidup dan betumbuh pun di tengah kesulitan hidup yang meliliti hidup kita. Dari sebab itu, mimpi harus diterjemahkan  di dalam sebuah "visi" tentang kehidupan. Hiduplah dengan sebuah "visi" yang jelas dengan bertanya: akan kemanakah hidup kita akan dibawa?" Visi atau tujuan hidup ini kemudian diterjemahkan dalam "misi" yang merupakan perwujudan skilas pandang atau secara garis besar tentang langkah-langkah atau point-point yang dapat membantu kita merealisasikan impian kita. Dari "misi" ini, buatlah sebuah rencana kerja harian, bulanan, dan  tahunan yang merupakan terjemahan konkret dari "visi" dan "misi" yang ada. Dengan demikian, hidup kita menjadi lebih terencana, tidak mengalir begitu saja dari hari ke hari tanpa ada tujuan yang mau disasar entah secara pribadi maupun bersama (keluarga, komunitas, kelompok, dll).

Hidup dengan jadwal kerja atau rencana kerja yang jelas dapat membantu kita menentukan aneka skala prioritas dalam kehidupan setiap hari. Artinya, kita dapt menggunakan waktu, tenaga, uang, pikiran, dan aneka sumber daya lainnya dengan seefektif dan seefisien mungkin. Jika tidak, maka kita akan melakukan banyak pemborosan yang tidak perlu terhadap semua sumber daya yang sebenarnya dapat diarahkan untuk meraih tujuan hidup kita atau impian mustahil kita.

Dengan demikian, "visi" atau tujuan atau impian kita dapat menjadi pandu atau "mercu suar" yang mengarahkan hidup kita setiap hari. Jika kita hidup tanpa visi dan misi yang jelas, maka hidup kita seperti sebuah pepatah lama: "seperti air di atas daun talas." Apa yang terjadi dengan setetes air di atas daun talas? Dia akan mengalir ke  mana pun arah daun talas dimiringkan. Artinya, orang yang hidup tanpa integritas diri yang jelas, tanpa tujuan yang jelas, atau hidup asal hidup. Hidupya mudah diombang-ambingkan atau dikendalikan oleh situasi, kondisi, dan aneka otoritas di luar dirinya.

Oleh karena itu, jangan padamkan bara api impian dalam diri kita, biarkanlah dia hidup dan ungkapkan impian itu dalam sebuah visi dan misi jangka pendek maupun panjang yang selajudnya diterjemahkan dalam sebuah rencana hidup harian, bulanan, dan tahunan. Akan tetapi, tetaplah juga ingat bahwa terkadang semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana kita, karena Tuhan mempunyai rancangan-Nya sendiri atas hidup kita. Tetaplah berusaha untuk realistis ketika impian kita melenceng dan teruslah berharap pada-Nya, meskipun kita pernah merasa gagal dalam hidup ini. Kegagalan bukan melemahkan motivasi, tetapi memacu kita untuk berusaha lebih baik lagi, karena belajar dari kegagalan terkadang lebih baik daripada belajar dari keberhasilan yang pernah kita raih.

Jagalah dan wujudkannya impian-impian. Jangan pernah bara api impian itu menjadi padam!

Mau Mimpi dulu.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun