Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Petisi Penolakkan World Statesman Award untuk Presiden SBY telah Terkirim

30 Mei 2013   13:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:48 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1369899189753183259

[caption id="attachment_246189" align="aligncenter" width="528" caption="Screen Captures dari Laman Berisi Petisi Penolakkan World Statesman Award untuk Presiden SBY (dokpri)"][/caption]

Presiden SBY telah berada di New York hari ini. Di sela-sela agenda pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi mengenai Agenda Pembangunan Pasca-2015, Presiden akan menyempatkan diri untuk menerima World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation (ACF). Rencananya, hari ini (Kamis, 30 Mei 2013), Presiden akan menerima penghargaan Negarawan Dunia tersebut oleh jasa-jasanya memajukan demokrasi, perdamaian, dan toleransi antarumat beragama.

Akan tetapi, gelombang penolakkan belum berhenti. Hari ini, hasil petisi yang diselenggarakan di Change.org telah dikirimkan ke pihak ACF. Intinya, petisi tersebut menolak penganugerahan penghargaan untuk Presiden SBY. Demikian bunyi surat petisi yang dikirimkan oleh para peserta kepada Rabbi Arthur Schneier, President, Appeal of Conscience Foundation (yang dikirimkan dalam versi Bahasa Inggris) :

Seruan kepada Conscience Foundation untuk membatalkan penganugerahan World Statesman Award Kami, yang bertandatangan di bawah ini menyerukan kepada Appeal of Conscience Foundation (selanjutnya A of C Foundation) untuk membatalkan pemberian penghargaan World Statesman Award kepada Presiden Indonesia President Susilo Bambang Yudhoyono. Pemberian penghargaan ini mengguncangkan hati nurani (conscience) kami. Pada tanggal 6 Mei di Jakarta, sebuah koalisi korban-korban diskriminasi agama dan kelompok-kelompok hak-hak asasi manusia di Indonesia telah menyerukan kepada A of C Foundation untuk membatalkan rencananya memberikan penghargaan ini. Kami mendukung seruan mereka. A of C Foundation menyebutkan bahwa ia berjuang “untuk kebebasan beragama dan hak-hak asasi manusia di seluruh dunia” dan “memajukan perdamaian, toleransi dan penyelesaian konflik etnik.” Sangatlah disayangkan bahwa A of C Foundation telah terburu-buru memberikan penghargaan ini tanpa sebelumnya menyelidiki keadaan di dalam negeri Indonesia untuk melihat apakah penerimanya sungguh-sungguh layak untuk mendapatkan penghargaan. Kekerasan atas nama agama terus berlanjut di Indonesia, pemerintahnya berdiam diri, dan impunitas menjadi kebijakan resmi. Memberikan World Statesman Award kepada Presiden Yudhoyono sama dengan merendahkan martabat A of C Foundation dan mengolok-olok penerima-penerima lainnya. Di bawah kepemimpinan Presiden Yudhoyono, intolerasni agama di Indonesia meningkat dengan pesat. Rumah-rumah ibadah diserang dan para pengikut agama-agama minoritas menghadapi diskriminasi, penyerangan, dan banyak hal yang lebih buruk lagi. Polisi dan pejabat-pejabat publik seringkali tidak mau menghadapi pihak-pihak penyerang. Seringkali mereka justru memihak para penyerang, dan menggunakan jabatan-jabatan mereka untuk menyebarkan fanatisme dan melakukan diskriminasi. Presiden Yudhoyono telah menciptakan infrastruktur hukum yang diskriminatif di Indonesia. Dia telah mengeluarkan berbagai aturan yang diskriminatif, mempertahankan UU tentang penodaan agama di Mahkamah Konstitusional, dan membuat peraturan yang memberikan hukuman selama lima tahun penjara kepada siapa saja yang menyebarkan ajaran Ahmadiyah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, konflik dan penindasan telah meningkat di Papua Barat, dimana penduduk aslinya menghadapi diskriminasi di tanah mereka sendiri. Pada akhir bulan April, setidaknya terdapat 40 orang tahanan politik di Papua. Di bawah kepemimpinan Presiden Yudhoyono, impunitas terus berlanjut bagi kejahatan-kejahatan terhadap kemanusiaan di masa lalu. Polisi dan militer seringkali bertindak dengan tanpa tanggungjawab di seluruh negeri kepulauan ini. Dengan segala hormat,

Sincerely

Bahkan sebuah aksi unjuk rasa (demonstrasi) akan diadakan pada tanggal 30 Mei di New York City jika pemberian penghargaan ini tidak dibatalkan. Rupanya sudah ada penggalangan aksi masyarakat Indonesia yang berdiam di New York. Siap-siap Presiden SBY akan malah dipermalukan oleh orang Indonesia sendiri yang berdiam di AS, jika tetap nekat menerima penghargaan tersebut. Bukan tepukan tangan dan nyanyi suka ria yang akan mengiringi Presiden SBY ketika menerima penghargaan tersebut, malah sambutan berupa demonstrasi.

Untuk diketahui, petisi ini telah diselenggarakan di Change.org, sebuah situs yang bisa memfasilitasi siapa pun untuk menggalang protes atau masukan terhadap seorang tokoh, pemimpin, perusahaan, atau negara. Petisi menolak penghargaan untuk Presiden SBY muncul setelah kian serunya aksi demontrasi dan penolakkan personal dilakukan secara terbuka terhadap rencana pemberian World Statesman Award untuk Presiden SBY oleh pihak ACF.

Apakah pihak ACF akan menanggapi petisi ini dengan membatalkan penghargaan untuk Presiden SBY? Ataukah agenda tetap dilanjutkan dengan resiko apresiasi masyarakat Indonesia di New York berupa sebuah aksi demonstrasi di depan Kantor ACF?

Sumber:

Silahkan klik dan baca selengkapnya di Change.org

Bisa simak selengkapnya juga di  Etan.org about SBY Award

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun