Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Omongan Mega dan Puan Hanyalah Manuver Politik Saja

10 Oktober 2013   06:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44 1945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, tekanan lawan politik terhadap peluang pencaprean Jokowi pada 2014 mendatang sudah mulai muncul secara terang-terangan. Usaha penjegalan Jokowi melalui berbagai opini yang 'mengaburkan' esensi popularitas Jokowi yang seolah tidak berjalan lurus dengan prestasi kerjanya telah mulai dilancarkan oleh para politisi. Jokowi kian menjadi sasaran tembak.

Di satu sisi, untuk seorang Jokowi sendiri tentu tidak ada masalah. Dia selalu terlihat santai menanggapi tudingan miring terhadapnya. Karena dia tahu, tugasnya sebagai pemimpin ya kerja dan kerja untuk rakyat. Silahkan rakyat sendirilah yang menilai apa yang dia lakukan. Jadi kritikan apa pun, termasuk yang tanpa dasar sekalipun dilihatnya sebagai masukan berguna untuk memacu semangat kerjanya.

Di sisi lain, jika publik semakin diyakinkan bahwa Jokowi pasti akan dicapreskan oleh PDIP pada 2014 mengingat tidak ada yang jauh lebih mumpuni dari Jokowi untuk PDIP saat ini, maka akan memperlemah dukungan publik terhadap kinerjanya membenahi Jakarta saat ini. Karena tidak semua warga Jakarta menginginkan Jokowi capres pada 2014. Hal ini bisa menjadi blunder tersendiri bagi Jokowi yang dapat menurunkan elektabilitasnya pada masa-masa menjelang pencapresan.

Hal ini tentu tidak luput dari pengamatan  Megawati dan kader-kader PDIP seluruhnya. Meskipin Jokowi sebagai capres PDIP 2014 sudah ada dalam benak mereka. Mereka tidak ingin membuka kotak pandora pencapresan Jokowi pada saat ini. Jika mungkin, Megawati dan kader-kader PDIP lainnya akan berusaha menjauhkan konsentrasi masyarakat pada wacana pencapresan Jokowi untuk saat ini. Caranya, memberikan pernyataan-pernyataan politis yang seolah-olah menegaskan tetapi tidak eksplisit bahwa Jokowi tidak diperhitungkan sebagai capres PDIP pada 2014 mendatang.

Dalam konteks inilah, saya secara pribadi mencoba memahami pernyataan-pernyataan Puan Maharani: "lupakan saja Jokowi" atau pernyataan Megawati bahwa "harus ada lagi presiden wanita" yang seolah-olah mau mengarahkan publik kepada diri Puan Maharani. Biarkan saja Puan menjadi sasaran tembak terkait bursa capres 2014 untuk saat ini, sehingga perhatian publik terhadap pencapresan Jokowi dialihkan untuk mengurangi resistensi lawan-lawan politik terhadapnya.

Keyakinan ini bersumber pada kenyataan bahwa pencapresan Jokowi sudah merupakan keniscayaan bagi PDIP. PDIP tidak mampu lagi berkelit dari kehendak masyarakat Indonesia yang kian hari kian masif terhadap pencapresan Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun