Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Supir - PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

menulis jika ada waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seks, Cinta dan Perkawinan, Apa Jadinya ketika Dipisahkan?

6 Maret 2013   10:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:14 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan rekan-rekan muda diledek teman-teman oleh karena masih perjaka dan perawan ketika usia sudah melewati 17 tahun? Jika belum pernah, maka anda adalah orang berutung! Mengapa? Karena kita hidup di zaman ketika cinta dibatasi pada arti seks dan dilepaskan dari matra perkawinan. Padahal, yang semestinya hubungan seks merupakan bagian dari ungkapan cinta yang berlaku bagi seorang suami dan seorang istri semata yang telah menikah. Seks yang dilepaskan dari matra perkawinan sangatlah tidak menjamin keberlanjutan ikatan, malah menuai penyesalan yang tiada berujung.

Banyak laki-laki yang mengatakan ketika masa pacaran: "Beb, i love you, padahal di dalam hatinya mengatakan, beb i need your body!" Tidak jarang ada juga yang memperalat pembuktian cinta untuk mendapatkan tubuh pacarnya. Setelah semuanya terjadi, pasangannya ditinggalkan dengan luka batin yang menganga. Karena itu, seks di luar perkawinan rentan sekali terhadap pengkhianatan dan sangat mungkin terjadi bahwa keduanya saling memperalat. Yang wanita menggunakan tubuh untuk mendapatkan cinta, sedangkan yang pria mengatakan cinta untuk mendapatkan tubuh.

Karena itu, hubungan seks yang paling aman hanyalah sejauh merupakan ungkapan cinta ketika seorang telah menjadi suami dan istri. Inilah letak kesucian hubungan seks antara pria dan wanita yang terbuka bagi keturunan baru, di mana mereka berdua menjadi rekan Tuhan dalam penciptaan makhluk baru. Jika tidak diletakkan dalam matra perkawinan, maka hubungan seks sekedar hanya pelampiasan nafsu sesaat dan cinta hanyalah alat untuk mendapatkan kepuasaan sesaat.

Jika demikian halnya, maka rekan-rekan muda tidak perlu merasa malu, minder, rendah diri jika masih perawan atau perjaka saat ini. Pegang teguh komitment bahwa seks itu suci sejauh menjadi ungkapan cinta seorang suami terhadap istrinya pun sebaliknya. Sebagai wanita, jangan mudah terbuai dengan rayuan gombal pria yang seringkali menaburkan telinga anda dengan kata-kata cinta penuh kemesraan, padahal di balik kata-kata cinta tersimpan hasrat untuk memanfaatkan tubuh anda. Karena wanita memang lemah di telinga, mudah terbujuk rayu/terbuai dengan kata-kata pria. Sebagai pria, jangan gunakan kata-kata cinta untuk mendapatkan tubuh wanita. Kendalikan mata anda, karena pria lemah di mata!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun