Mohon tunggu...
Fajar Awang Irawan
Fajar Awang Irawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Peneliti

Seorang humoris, akademisi, pendidik, peneliti, dan praktisi. Ketertarikan pada bidang olahraga khususnya pada analisis gerak, performa, permainan tradisional, dan sesuatu yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permainan Tradisional Egrang dalam Meningkatkan Intelligences Anak di Kabupaten Semarang

9 Agustus 2024   13:25 Diperbarui: 9 Agustus 2024   13:30 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Pengabdian 2024/dok. pri

Tahun 2024 merupakan tahun yang gemilang untuk Indonesia. Dalam bulan Agustus ini banyak sekali kegiatan dan agenda dalam rangka memeriahkan HUT Republik Indonesia ke 79. Beberapa sekolah di kabupaten semarang pun juga telah mempersiapkan kegiatan dalam memeriahkan agenda tersebut. Permainan tradisional merupakan salah satu tema yang digunakan dalam kegiatan perlombaan dan pertandingan yang diselenggarakan dalam memeriahkan HUT RI tersebut. Melalui permainan tradisional diharapkan anak anak tetap bergerak aktif dan membantu dalam melestarikan permainan tradisional yang dimiliki di Indonesia.

Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak, karena dengan bermain anak bisa mengubah kekuatan potensial yang ada dalam dirinya menjadi berbagai kemampuan dan kecakapan dalam kehidupannya kelak. Melalui bermain, anak mendapatkan berbagai pengalaman untuk mengenal dunia sekitarnya. Bermain sendiri merupakan cara mempelajari dan belajar banyak hal, dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerja sama, dan menjunjung tinggi sportivitas. Hal ini yang secara mendasar dapat meningkatkan kemampuan motorik (psikomotor), pemahaman (kognitif), dan sikap (afektif) dalam bermain. Secara tidak langsung kemampuan tersebut dapat meningkatkan intellegences anak yang diterapkan dikehidupan sehari-hari. Kecerdasan anak yang dimiliki melalui kecerdasan kinestetik, intrapersonal, dan naturalis ini mampu berkembang dan meningkat jika diasah dengan baik.

Konsep tentang kognitif, afektif, dan psikomotorik ini juga dikenal dengan nama Taksonomi Bloom, yang dicetuskan oleh Benjamin Bloom dan kawan -- kawan pada tahun 1956. Benjamin Bloom adalah seorang psikolog bidang pendidikan yang meneliti dan mengembangkan mengenai kemampuan berpikir seseorang dalam suatu proses pembelajaran. Taksonomi Bloom adalah konsep tentang tiga model hierarki yang digunakan untuk mengklasifikasikan perkembangan pendidikan anak secara objektif. Tiga model aspek tersebut adalah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dalam kegiatan sosialisasi di Kelurahan Wujil pada tanggal 4 Agustus 2024 Aji Tri selaku sekum KPOTI Jawa Tengah menyampaikan bahwa peran serta pendidik dan orang tua dalam mendampingi dan mendidik anak menjadi pondasi utama dalam tumbuh kembangnya. Hal ini juga di dukung oleh Fajar Awang Irawan dan tim pengabdian dari Universitas Negeri Semarang dimana Implemantasi Permainan Tradisional seperti Egrang mampu meningkatkan kemampuan Multiple Intelligences anak secara berkelanjutan.

Kegiatan Pengabdian 2024/dok. pri
Kegiatan Pengabdian 2024/dok. pri

Dengan bermain egrang anak akan mengekspresikan kemampuan motoriknya baik dalam komponen keseimbangan, koordinasi, dan konsentrasi dalam mengendalikan egrang yang dimainkan. Hal ini peran kecerdasan intelektual dalam membantu peran tumbuh dan kembang anak dalam permainan tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun