Mohon tunggu...
Fajar Ariyansyah
Fajar Ariyansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Jember

Hello, my name is FAJAR Ariyansyah Fran Syurya. I'm 22 years old. I'm student at Muhammadiyah Jember University. Communication Science. I like food hiking and traveling. Honest, responsible, disciplined and hardworking is my passion.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ekstrak Mengkudu hingga Kolaborasi dengan Komunitas Reptil, Mahasiswa KKN-T Kelompok 12 Unmuh Jember Upayakan Pengendalian Hama Tikus

17 Maret 2023   10:48 Diperbarui: 17 Maret 2023   11:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lumajang - Mahasiswa Kelompok 12 KKN-T Universitas Muhammadiyah Jember menyelenggarakan acara dengan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Balai Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang (Sabtu, 4/3/2023).

Acara ini Berkolaborasi dengan Komunitas Reptil Lumajang dan Mahasiswa Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember. Salah satu fokus utama yang mendasari kegiatan ini adalah karena keluhan para petani yang tanaman padinya diserang oleh hama tikus.

Kegiatan dimulai dengan Sambutan Derajat Ali Fatoni selaku Kepala Desa Kunir Kidul. "Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman mahasiswa karena bisa mengadakan acara seperti ini. Harapan saya ilmu yang nantinya diberikan kepada kita semua bisa bermanfaat dan juga diterapkan agar tidak ada lagi hama tikus yang menyerang tanaman padi para petani" ucapnya.

Adapun materi yang disampaikan oleh Komunitas Reptil Lumajang yakni tentang macam-macam jenis ular.

"Banyak jenis ular yang ada di alam. Namun perlu diperhatikan bila menemui ular di sawah tidak perlu takut dan jangan dibunuh. Memang ada ular yang berbahaya untuk manusia seperti Ular Weling, Kobra Jawa, Ular Tanah, dsb. Untuk yang aman dan tidak berbisa seperti Ular Phyton" kata Farid Sodikin selaku Pemateri dari Komunitas Reptil Lumajang

Para petani sangat antusias mengikuti penjelasan dari pemateri. Setelah penyampaian dari Komunitas Reptil Lumajang, selanjutnya penyampaian dari Mahasiswa Pertanian.

(dokumen pribadi)
(dokumen pribadi)

Mahasiswa Kelompok 12 KKN-T dari Universitas Muhammadiyah Jember juga memberikan penjelasan pada para petani tentang pemanfaatan buah mengkudu yang telah busuk untuk di ekstrak sebagai bahan dasar yang akan disemprotkan ke tanaman padi.

"Terdapat berbagai macam cara untuk mengendalikan hama tikus, salah satunya dengan menyemprotkan ekstrak buah mengkudu ke tanaman. Buah mengkudu yang telah jatuh dari pohon dan membusuk di peras dan kita ambil ekstraknya. Takarannya yakni 600ml untuk 1 Jerigen dengan kapasitas 16 Liter. Semakin Busuk maka baunya akan semakin menyengat dan tikus tidak akan mau mendekat" ujar Miftahul Jamil salah satu Mahasiswa Kelompok 12 KKN-T Universitas Muhammadiyah Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun