Mohon tunggu...
Fajar Arianto
Fajar Arianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Karyawan

Menulis cerpen, bagi saya merupakan kesenangan dan dunia yang berbeda dengan aktivitas rutin saya. Selain itu, saya juga hobi bermusik dan menyenangi teknologi audio. Trima kasih sudah menyempatkan mampir ke lapak saya. Salam https://www.instagram.com/arianto.fa/?hl=id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Margen Akhir Jaman

10 Juni 2021   12:00 Diperbarui: 10 Juni 2021   12:02 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Fajar Arianto

Sebuah kisah fiktif

Badai besar berlangsung beberapa bulan tanpa henti menyelimuti kota Tora yang dihuni manusia rekayasa genetika. Mereka beraktivitas layaknya manusia normal. Namun, mereka pemakan daging segar dan perebut kekuasaan. Manusia rekayasa bukan tergolong mutan, zombie atau monster. Para ilmuwan bumi menyebutnya ‘Margen’ kependekan dari Manusia Rekayasa Genetika yang memiliki tabiat laksana binatang. Komunitas Margen juga berpasangan dan berkembang biak dan mampu hidup hingga ratusan tahun.

Sejak golongan manusia akibat ketamakan, saling memerangi dan saling membinasakan berebut wilayah meninggalkan sedikit kekayaan alam bumi. Perang berkecamuk selama ratusan tahun. Tersisa hanya sekitar tiga ribuan manusia, terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak. Manusia bumi yang tersisa, terpaksa bertahan hidup dibawah permukaan kota Tora karena tersingkir dan dikuasai kaum Margen yang makin merajalela.

Diantara manusia pribumi, masih tersisa puluhan ilmuwan menyelesaikan rancangan pesawat luar angkasa besar berbentuk oval. Pesawat raksasa itu disembunyikan di daerah terpencil sanggup memindahkan sisa manusia, ribuan hewan, dan tanaman ke planet Fertilia yang jaraknya lima puluh juta kilometer dari bumi.

Rahasia planet Fertilia berhasil diteliti para ilmuwan terdahulu, layak dihuni manusia. Bintang Siarah itu memiliki tanah yang subur, aliran sungai, laut, gunung merapi, hingga awan.  Permukaan tanah Fertilia mendapati sinar matahari yang cukup seperti di bumi dan mempunyai tiga musim.

***

Melewati masa tiga puluh tahun, pesawat luar angkasa siap menerbangkan sisa manusia ke planet Fertilia. Namun hukum alam terus berjalan. Populasi manusia kian sedikit jumlahnya. Banyak manusia mati karena sakit dan fasilitas kesehatan sangat terbatas. Ditambah pencemaran udara dan air yang kian buruk selama hidup mereka bertahun-tahun di dalam gorong-gorong bawah tanah. Jumlah manusia terus berkurang, hanya tersisa seribu orang. Ironinya,  generasi muda  lebih sedikit dibanding generasi yang lebih tua.  Sedangkan Koloni Margen terus bertambah pesat. Pencemaran udara dan air dipermukaan bumi terus menggila membuat bumi tak layak bagi kehidupan manusia normal.

Pesawat raksasa  membawa sisa manusia, hewan, tanaman, dan obat-obatan, sukses lepas landas menuju Fertilia. Pesawat luar angkasa yang membawa populasi yang tersisa, alhasil  meninggalkan bumi yang dikuasai Margen.

Setelah manusia hijrah ke planet yang masih memiliki udara jernih. Manusia bumi melakukan aktivitas normal. Sebagaimana bertani, sekolah, dan beternak. Jumlah penduduk Fertilia terus mengalami peningkatan. Masyarakatnya hidup berdampingan dengan damai, sehat, dan bahagia.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun