Ketika Semua Sama

Ketika semua sama dengan suatu keadaaan yang sangat memaksa dengan berat hati semua saya ungkapkan bukan karna cinta tetapi karena harapan yang sudah melambung terlalu tinggi, dengan adanya harapan itu yang mengakibatkan semua ini bermulai. mencintai satu orang yang dimana orang itu sangat dekat dengan semua temannya yang dimana sekarang di kenal dengan nama freindly memang sangat menyakitkan ketika pasanganya yang berbeda dengan pemikiranya. 

Yang padahal untuk seorang yang friendly kepada temanya yaa dia menganggap semua wajar wajar saja tidak ada yang perlu untuk di khawatirkan tetapi untuk yang tidak terbiasa dengan kedekatanya itu akan menyebabkan terbakarnya apii cemburu. bahkan bisa saja hubunganya rusak oleh karena itu.

aku mengenal satu wanita mungkin aku mencintainya dan berhadap untuk bisa memilikinya dengan harapan itu saat ini aku di hancurkan dengan kenyataanya, sebut saja ia veny orang yang baruku kenal mungkin baru satu bulan tetapi dengan satu bulan itu aku sudah menyukainya, ntah knpa kok aku begitu cepat untuk menyukai seseorang yang padahal orang itu belum tentu untuk mencintaiku. pada awaln cerita ini dimana kita di tempatkan di suatu tempat dikarenakan keharusan dan karena kebersamaan itu yang membuat semua ini menjadi cerita yang sangat menyakitkan. 

dia veny perempuan asal jawa tengah yang sangat unik menurutku dengan segala kelebihanya dan kekuranganya tapi semua itu sangat hancur ketika dari kategori perempuan yang dari beberapa yang pernah bersamaku mempunyai pemikiran yang sama yaitu friendly dan hal itulah yang membuatku terluka ntah dari sekian banyaknya wanita kenapa harus wanita seperti itu yang aku sukai. 

di sautu pertemuan itu yang mengahruskan aku bertemu di kesetiap harinya yang membuatku senang dan juga membuatku membunuh diriku sendiri, yaa aku orangnya sangat posesif yang seharusnya aku menyukai orang yang introvet atau yang lebih suka menyendiri agar menjaga semua perasaanku tetapi aku juga tak suka seseorang yang selalu monoton yang kesetiapan harinya hanya membahas hal yang sama jadi aku lebih banyak memilih untuk mencintai orang yang friendly dan memilih untuk menyakiti diriku sendiri secara tidak langsung.

aku mungkin mengorbankan rasa sakitku dari pada harus menjalani hubungan yang begitu begitu saja, keputusan itu mungkin cukup susah karna harus melihat orang yang kita sukai bercengkrama dengan teman lawan jenisnya di depan mataku di setiap harinya. itulah pengorbananya.