Mohon tunggu...
Fajar Prihattanto
Fajar Prihattanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis ide dan pengalaman

Guru seni rupa, pembuat karya seni (gambar, lukis, film, musik), youtuber, dan penyelam keheningan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kajian Sains, Sejarah, Spiritualisme, dan Kebudayaan Nusantara pada Workshop Mahadaya Suwung

10 Maret 2019   13:15 Diperbarui: 18 Maret 2019   17:42 2015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hakikat kehidupan selalu menarik untuk dibahas dan digali. Misalnya tentang tujuan manusia diciptakan, bagaimana cara merasakan kehadiran Tuhan, adakah reinkarnasi, apakah Nur Muhammad itu, adakah makhluk lain yang menempati planet atau galaxy lain, ada berapa galaxy, universe, dan big bang?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mengantarkan saya pada 3 buku karya Setyo Hajar Dewantoro yang berjudul Medseba (Meditasi Nusantara Kuno), Suwung (Ajaran Rahasia Leluhur Jawa), dan Sastrajendra (Ilmu Kesempurnaan Jiwa). Ketiga buku tersebut tidak hanya memberikan wedharan tentang beberapa pertanyaan di atas, namun membahas banyak sekali ilmu spiritual dan supranatural yang selama ini selalu diburu para pencari kebenaran sejati. Misalnya tentang tingkatan-tingkatan perjalanan jiwa, dampak laku-laku spiritual terhadap kejernihan jiwa,  rahasia di balik kekuatan-kekuatan mistik para praktisi supranatural, karma, cara bertemu dengan Dewa Ruci, dan lain sebagainya.

3-buku-shd-5c84b5a2c112fe1d37293152.jpeg
3-buku-shd-5c84b5a2c112fe1d37293152.jpeg
Yang menarik dari tulisan-tulisan Setyo Hajar Dewantoro adalah kepiawaiannya dalam meracik semua materi keilmuan spiritual dan supranatural dengan pendekatan sains, psikologi, filsafat, sejarah, pendidikan, tradisi, kearifan lokal, dan budaya. Dengan formula tersebut tentu saja membuka jalan kemudahan  banyak orang, khususnya para pembaca awam (bukan praktisi) dalam memahami ilmu spiritual dan supranatural.

Berawal dari itulah sehingga semesta menggerakkan saya untuk mengikuti workshop Setyo Hajar Dewantoro. Kegiatan yang saya ikuti untuk pertama kali kali ini adalah Workshop dan Wisata Spiritual Mahadaya Suwung yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Februari 2019. Saya memutuskan untuk mengikuti workshop dikarenakan sudah memiliki tekat yang kuat untuk bertemu langsung dengan Setyo Hajar Dewantoro setelah merampungkan 3 bukunya.

Selain itu sebagai seorang guru seni budaya tentu saja saya harus selalu meningkatkan ilmu, pengalaman dan wawasan di bidang seni dan budaya. Sebagai filmmaker, ide dan keinginan saya untuk mendokumentasikan moment berharga ini sangat sulit terbendung. Agar lebih banyak orang mengenal, mempelajari, dan memahami salah satu budaya peninggalan leluhur, yaitu ilmu spiritual Nusantara.

Hari pertama sesi 1 adalah workshop di Cakra Homestay, membahas berbagai hal menyangkut hakikat keberadaan Tuhan, penciptaan alam semesta, LOC (Level of Consciousness), reinkarnasi, tingkat-tingkatan dimensi kehidupan, sejarah, laku spiritual Nusantara, dan diri sejati (biasa disebut dengan istilah Dewa Ruci, Guru Sejati, Roh Kudus, Nur Muhammad, atau hati nurani). Semua materi dibahas secara mengalir sesuai pertanyaan para peserta dan wedharan yang disampaikan oleh Setyo Hajar Dewantoro.

workshop-di-cakra-homestay-5c84b58043322f1a1224c135.jpg
workshop-di-cakra-homestay-5c84b58043322f1a1224c135.jpg
Inti wedharan yang saya tangkap adalah perlunya untuk selalu terhubung dengan diri sejati, merasakan kehadiran Tuhan, berhati-hati, tansah eling lan waspada, serta menjaga kemurnian jiwa. Semua itu dilakukan agar jiwa manusia tidak terkontaminasi energi-energi negatif yang berasal dari sifat angkara murka diri kita sendiri, tingkah laku yang mengakibatkan karma buruk, lelaku-lelaku yang membuka jalan masuknya entitas bawah (energi negatif dari jin, khodam, perewangan, siluman, dan sejenisnya) yang berpengaruh pada kemurnian jiwa, menurunkan level kesadaran manusia, dan berdampak buruk pada kehidupan selanjutnya. 

Peserta diberikan wedharan tentang level kesadaran (LOC) sebagai salah satu bekal dan landasan untuk kebaikan kehidupan manusia, baik saat ini maupun kehidupan selanjutnya. Bahkan sejatinya kehidupan seseorang setelah mati ditentukan oleh tinggi rendahnya LOC ketika jiwa meninggalkan jasad. Untuk itulah kemampuan mengukur LOC sangat penting dikuasai, karena dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengukur tingkat kejernihan energi dan jiwa diri sendiri serta orang lain. Tinggi rendahnya LOC dipengaruhi oleh perasaan, pikiran, karma, tingkah laku, sifat, kewelas asihan, kejernihan energi, ilusi, keterhubungan dengan Sang Maha Pencipta, kesadaran, dan pengetahuan atau wawasan seseorang.

Cara termudah untuk terhubung dengan diri sejati atau hati nurani adalah selalu menyadari apapun yang sedang terjadi, meminimalisir melamun atau blank. Dapat juga melakukan meditasi dan lelaku spiritual (dalam agama disebut dengan ritual ibadah) lainnya dengan niat yang murni, yaitu terhubung dengan Sang Maha Pencipta, menyelami diri, terhubung dengan diri sejati, bukan niat untuk mencari kesaktian atau sejenisnya, karena hal itu sangat rentan terhadap masuknya entitas bawah atau energi negatif yang dapat mempengaruhi LOC. Dan cara paling tepat adalah belajar secara langsung kepada guru spiritual yang memiliki LOC, tingkat kekuatan energi serta kejernihan energi yang tinggi.

Setyo Hajar Dewantoro mengajarkan dua metode mengukur LOC, yaitu teknik digital dan muscle test. Teknik digital dengan cara hening, menyambungkan dengan diri sejati, melakukan niat, lalu akan muncul gambaran angka LOC orang yang dimaksud. Sedangkan muscle test hampir sama, perbedaanya jawaban LOC tidak akan muncul secara otomatis berupa angka, namun jawaban akan muncul melalui respon tertentu dari tulang jari berupa jawaban ya atau tidak.

tunjung-dhimas-bintoro-5c84b7bcaeebe1359223b145.jpg
tunjung-dhimas-bintoro-5c84b7bcaeebe1359223b145.jpg
Sesi kedua pembahasan lebih mengerucut membahas pengalaman laku spiritual Nusantara khsususnya Islam dan Kejawen dari Tunjung Dhimas Bintoro, seorang past life tracker, penjelajah kehidupan masa lalu. Dia memaparkan pengalamannya ketika menimba ilmu dari berbagai sumber yang intinya sebenarnya sama, bahwa semua laku spiritual adalah sebuah usaha untuk menyambungkan diri kita dengan Sang Maha Pencipta, Sang Suwung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun