aku tak pernah menanti waktu, ketika kamu akan pergi dan tak kembali, sekian kali
aku hanya berusaha berada di tempat yang ku yakini segala kemungkinan akan terjadi
meskipun itu kemungkinan terburuk untuk kehilangan dirimu, dan entah kehilangan yang lain lagi
karena sekian kali aku meyakini, akan ada sesuatu yang tepat, menetap dan tinggal meskipun aku tersesat lagi
saat kau memilih menjauh dan pergi ke sebuah tempat yang tak dapat lagi ku sentuh, terjauh
aku akan menyusuri setiap kerinduan dengan berjalan perlahan, sesekali berhenti berharap, memiliki kehilangan
merindukanmu adalah ritual panjang dan tak pernah singkat, meskipun kekosongan memelukku perlahan dan selama mungkin
merindukanmu adalah ritual rumit dan tak pernah sederhana, meskipun kehampaan mendekapku perlahan dan selama mungkin
pelan perlahan aku melafalkan setiap kesedihan yang tak ingin lagi hidup dalam kesepianku
pelan perlahan aku merapalkan setiap kepedihan yang tak ingin lagi hidup dalam kesunyianku
ingatan tetaplah ingatan, ia bisa saja membunuh dirinya agar menjadi baik-baik saja, hidup dengan tenang sebelum damai dalam tenang