Mohon tunggu...
Sulthon Fajar Sholikhin
Sulthon Fajar Sholikhin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru mata pelajaran bahasa indonesia di SMA Negeri 1 Blora, Jawa Tengah. Saya mengajar sejak tahun 2014.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Arti dan Mahkota

19 April 2023   20:43 Diperbarui: 19 April 2023   20:53 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arti dan Mahkota

Seorang gadis berjalan sendirian sambil menggendong sebuah tas ransel berwarna merah, ia mendekatkan dirinya kepada poster yang tertempel pada sebuah tiang listrik “Pembukaan padepokan bela diri di balai desa, hanya perlu membayar 5.000 dalam seminggu.” Gumam nya, segera ia mengambil ponsel lalu memotret poster itu.

“Ibu... Ibu lihatlah!” Panggil sang gadis seraya berlari menuju dapur. “Lihat bu, padepokan bela diri akan dibuka dibalai desa minggu depan! Bolehkah aku ikut? Aku janji akan membayarnya dengan uang saku ku sendiri, ini bisa jadi bekal untuk melindungi diriku bu!” Katanya dengan antusias.

“Bekal untuk melindungi diri? Dari siapa? Untuk apa? Kamu ini seorang perempuan, nantinya juga akan tetap tinggal dirumah, karena kodrat wanita adalah berdiam diri didalam rumah!” Ucap sang ibu.

“Tapi bu, ini juga bagus untuk kesehatan...” Balasnya.

“Kalau mau sehat tinggal makan sayur! Sudahlah ganti baju sana, lalu segera cuci piring dan cuci baju!”

Gadis itu hanya bisa menunduk kecewa, dia kesal, dia ingin marah namun yang keluar hanyalah air matanya, yang mewakilkan kemarahannya. Padahal adik laki-lakinya diperbolehkan mengikuti bela diri.

 “Apakah hanya laki-laki yang boleh melakukan segala hal diluar rumah? Apa rumah benar-benar tempat terbaik untuk seorang wanita?” Tanya gadis itu dalam hatinya, ia enggerutu sambil mencuci piring seperti yang telah diperintahkan ibunya tadi.

Matahari sudah dilahap oleh ufuk barat sepenuhnya, langit mulai gelap, para jangkrik mulai mengeluarkan suaranya, ayam pun mulai berhenti berkokok. Ibu gadis itu baru saja menerima kabar dari telepon. “Arti tolong bersihkan kamar kosong itu, besok budhe, pakdhe, dan sepupumu mau berkunjung dan menginap. Sudah 4 tahun tidak bertemu, pasti sepupumu sudah besar.” Ucap ibunya.

“Iya bu, mas Gilang pasti sudah lulus SMA ya bu.” Balas gadis itu seraya membawa sapu untuk membersihkan kamar kosong yang diperintahkan ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun