Sejak ditemukannya media internet di tahun 1969 di Amerika, untuk kalangan terbatas (militer) dan mulai mewabahnya komputer pribadi yang terhubung dengan jaringan yang pada awalnya disebut TCP/IP (Transmission Control/Internet Protocol) pada 1982 dunia informasi telah menemukan momentumnya untuk kemudian menjadi dahsyat seperti masa sekarang.
Kini komputer semakin mengecil, kecepatan rambah data atau istilah kerennya MBps atau Mega Byte per second sebagai patokan kecepatan akses data semakin kencang. Bahkan tidak diperlukan lagi komputer pribadi atau laptop untuk dapat mengakses internet. Lewat alat kecil segenggaman tangan yang kita sebut gadget kita sudah dapat menikmati internet. Dengan biaya yang relatif terjangkau pula.
Berbagai macam hal bisa kita dapatkan dari internet (selanjutnya saya sebut dunia maya) ini. Melalui laman web atau situs tertentu kita bisa memperoleh informasi. Mulai sekedar tempat makan siang yang sedang trend atau bahkan cara membuat bom dari bahan-bahan yang ada di dapur sendiri. Semuanya ada. Walaupun sebagian aksesnya terhadap situs tertentu sekarang sudah diatur secara ketat oleh pemerintah bahkan ditutup sama sekali, tidaklah akan bisa membendung arus informasi yang oleh para pecandu dunia maya masih tetap bisa ditembus dengan berbagai cara.
Dari sekian banyak arus informasi yang membanjiri kita di dunia maya, tentu tidak semuanya positif dan bisa dimanfaatkan dengan baik. Selain manfaat ada juga ‘sampah’nya. Bahkan bisa jadi lebih banyak daripada manfaatnya. Berapa sering kita mendengar akibat buruk yang dimulai dari dunia maya melalui situs pertemanan. Rasanya bukan berita baru lagi.
Apalagi sekarang ini di era menjelang pemilihan presiden. Banyak sekali informasi membanjiri ruang-ruang di rumah, kantor bahkan berita yang bisa diakses dari gadget yang kita miliki. Entah itu black campaign, penggiringan opini atau hujat menghujat serta saling ejek bagaikan ‘tumpah’ dari langit jaringan dunia maya. Seperti Tsunami, tak terbendung dan datang dengan tiba-tiba.
Diperlukan ‘peralatan’ yang memadai bagi kita pengguna dunia maya untuk bisa memilih mana yang baik dan buruk. Mana yang bermanfaat dan mana sampah yang harus dibuang. Filter yang bisa menyaring ‘kotoran’ agar informasi menjadi jernih dan bermanfaat.
Beberapa cara yang bisa ditempuh adalah dengan membekali diri dengan banyak membaca, membuka wawasan kita dan bijaksana dalam penggunaannya. Olah informasi dari berbagai sudut. Tidak segera percaya dan langsung menghujat melalui kolom komentar jika ada berita/informasi menyinggung perasaan kita. Pelajari, pahami dan santun dalam berkomentar sehingga dunia maya bisa menjadi tempat yang sehat dan bermanfaat bagi kita para ‘peselancar’.
Semoga memberi pencerahan. Terimakasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI