Mohon tunggu...
Fajar Sutrisno
Fajar Sutrisno Mohon Tunggu... Hamba Allah -

Pengelana Kata...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bermimpilah Untuk Hidup, Jangan Hidup Untuk Mimpi

4 Juli 2014   17:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:30 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mimpi, dalam KBBI berarti sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur, bisa juga berarti angan-angan. (lihat langsung di sini http://kbbi.web.id/mimpi). Setiap orang tentu pernah bermimpi atau mempunyai mimpi dalam hidupnya. Entah itu mimpi buruk ataupun baik.

Merujuk ke arti mimpi yang pertama, yaitu sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur kita biasanya tidak ingat mimpi atau lupa. Jarang sekali kita ingat mimpi yang kita alami kecuali mimpi yang bersifat khusus atau dramatis seperti dikejar macan atau yang lain sebagainya. Walaupun ilmu pengetahuan sampai saat ini belum bisa memastikan apa sebenarnya mimpi dan mengapa kita bermimpi, tetap saja kajian mengenai mimpi ini selalu menarik perhatian.

Mimpi berkaitan dengan aktivitas otak. Mimpi juga merupakan salah satu bukti bahwa otak pun bekerja selama kita tidur. Otak mengatur metabolisme tubuh dan praktis tidak pernah beristirahat sepanjang hidup seorang manusia. Bahkan matinya fungsi otak disepakati sebagai kematian seorang manusia dalam arti sesungguhnya. Bukan berhentinya detak jantung seperti yang kita ketahui selama ini.

Sedangkan mimpi dalam pengertian kedua, artinya angan-angan. Ini juga satu hal yang sering menjadi perhatian. Sudah tidak terhitung para motivator yang selalu mengucapkan kata ini. Baik dalam arti yang pertama ataupun yang kedua. Keduanya dikemas menarik, bahkan para peserta pun bisa sampai terbuai dengan mimpi sang motivator ini. Indahnya kesuksesan dan gelimang kemewahan dunia sering hadir dalam mimpi tipe ini.

Tentu saja tidak ada satupun yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yang tidak berguna. Hanya kitalah yang belum menemukan atau mengalami sendiri manfaat darinya dan yang Dia ciptakan. Dalam hal mimpi, baik dalam arti pertama dan kedua seperti yang saya sebut diatas tentu keduanya mempunyai manfaat. Mimpi yang kita alami dalam tidur sering juga merupakan semacam firasat terhadap sesuatu yang akan terjadi. Kadangkala juga kita menginginkan sesuatu sehingga terbawa dalam mimpi. Sesuatu yang menjadi keinginan terdalam dan terasa jauh dari kita.

Banyak orang yang telah sukes dalam hidupnya selalu mengatakan bahwa sukses yang dialaminya merupakan mimpinya sejak dahulu semasa kecil. Mereka mengawali semua dengan mimpi. Mimpi yang dialami ketika sadar maupun sedang tertidur.

Bedanya orang-orang yang sukses dan yang tidak sukses dalam hal mimpi ini hanya satu dan menurut saya adalah yang paling penting dan harus diperhatikan oleh para pemimpi.

Pemimpi pertama. Mereka bermimpi untuk sukses dan ketika ‘bangun’ segera menata langkah-langkah untuk mencapai mimpi-mimpinya. Mereka yakin bahwa mimpi yang mereka alami adalah bukan suatu hal yang mustahil untuk dicapai selama mereka mau berusaha dan bekerja keras dan cerdas. Memulai dengan satu langkah termudah dan terdekat untuk mewujudkan apa yang menjadi mimpi selama ini. Berusaha terus menerus tanpa kenal lelah selama hayat masih dikandung badan dalam perjuangan meraih mimpi-mimpinya.Mimpinya menjadi inspirasi, baik ketika tertidur bahkan ketika terbangun dari tidur.

Sedang tipe pemimpi kedua adalah mereka yang sering memimpikan hal-hal indah dan menyenangkan tetapi hanya berhenti di mimpi saja alias mimpi di siang hari bolong. Daydreaming kalau kata orang bule. Hanya mampu dan mau bermimpi, nyaman dalam keadaan itu tetapi tidak berusaha mewujudkan apa yang menjadi mimpi. Saat terbangun dari tidur, barulah disadari bahwa mimpinya tidaklah nyata. Hanya angan-angan kosong. Mimpinya tidak menjadi inspirasi sama sekali. Hanya sekedar hiburan di kala tidur. Semua kembali kedalam kondisi awal yang tidak berubah.

Nah, tipe pemimpi apakah anda? Apakah mimpi anda selama ini menjadi inspirasi? Atau mimpi di siang hari bolong? Selamat menjadi pemimpi, dan bermimpilah untuk hidup. Jangan hidup untuk bermimpi!

Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun