Mohon tunggu...
Fajar Sutrisno
Fajar Sutrisno Mohon Tunggu... Hamba Allah -

Pengelana Kata...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Uang yang Maha Kuasa

6 Oktober 2014   22:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:09 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami dulu menciptakan kamu.

Awalnya dari bahan lain, bisa tulang atau logam.

Pernah juga garam, juga emas dan perak.

Kini kamu terbuat dari kertas,

walaupun emas dan perak masih disukai, namun lebih ringkas membawa kertas.

Bahkan sebagian orang lebih merasa aman membawa plastik.

Dahulu dirimu hanya sebatas alat tukar, digunakan untuk menukar barang atau jasa.

Hidup kami saat itu terasa lebih ringkas karena dirimu ada, diciptakan dan dihadirkan untuk membantu kami mempermudah hidup.

Pertukaran barang dengan barang tentu tidak semudah menukar barang dengan kertas.

Akhirnya kami memilih kertas sebagai bahan utama dirimu. Kenapa? Karena mudah didapat, tidak sulit pula dibuat.

Tidak jarang kami memberimu gambar para pejuang yang dulu memperjuangkan tanah air leluhur kami.

Kami tulisi pula dirimu dengansebaris kalimat agung,“Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa”...

Tujuannya untuk mengingat bahwa dirimu bukan Tuhan, mungkin begitu.

Seiring berjalannya waktu penggunaanmu meluas, dari sekedar alat tukar untuk mempermudah transaksi menjadi suatu benda yang sangat perlu untuk dimiliki, dengan segala cara. Tanpamu hidup menjadi begitu hampa. Setidaknya sebagian dari kami berkeyakinan begitu.

Denganmu kami bisa hidup begitu mudah.Hampir segalanya bisa kami dapatkan dengan bantuanmu. Kekuasaan, kekuatan, pengaruh, kesejahteraan bahkan dalam banyak kasus, cinta pun bisa kamu bantu dapatkan untuk kami, manusia pemujamu.

Kami bahkan bisa menaklukkan sebuah peradaban dengan hanya bermodalkan kertas dan tinta. Ya, bahan utama pembuat dirimu yang bisa diperoleh dimana saja dengan murah dan mudah.

Kamu menjadi Yang Maha Kuasa buat sebagian dari kami, manusia. Dirimu begitu berharga. Hanya kamulah yang dipuja dan dipuji sebagian kami.

Baru suatu hari nanti ketika hutan habis ditebang, bahan pangan habis dimakan. Ikan-ikan dilaut sudah habis dijaring. Hewan-hewan sudah punah tak bersisa. Saat itu mungkin kami akan sadar, bahwa dirimu tidak bisa kami makan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun