Nabi Isa AS diturunkan ke Bani Israel dan saat itu beliau membutuhkan orang untuk membantunya.
Sama halnya dengan para sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga membantu Nabi sekaligus sebagai pengikutnya.
Al-Qur’an sangat memuji para pengikut Nabi Isa dengan menggambarkan iman, keyakinan dan pengorbanan mereka.
Al-Qur’an juga menyerukan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW untuk menjadi seperti pengikut Nabi Isa:
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang. (As-Saff, 14)
Ayat di atas menggambarkan hubungan antara Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa AS.
Allah meminta para sahabat Nabi Muhammad SAW untuk senantiasa membantunya (anṣār), sama seperti halnya yang Nabi Isa minta kepada para pengikutnya.
Para pengikut Nabi Isa telah berjanji untuk mendedikasikan hidupnya untuk membantu Nabi Isa dalam menyampaikan, menyebarluaskan, dan melaksanakan perintah Allah; ini merupakan hal yang sama dengan yang telah dilakukan oleh Anṣār dari Madinah untuk Nabi Muhammad SAW, sehingga mereka diberikan gelar Al-Anṣār.
Mereka datang membantu ketika kelompok umat Muslim masih baru terbentuk dan masih kecil sehingga sanggat membutuhkan bantuan dari pihak lain.
Nabi Muhammad SAW, saat itu mencari bantuan dari para peziarah yang datang ke Mekkah.
Kemudian ada 12 orang dari Madinah yang lalu masuk Islam dan setuju untuk membantunya, yang kemudian peristiwa itu dikenal sebagai ikrar pertama ʿAqaba, yang terjadi pada tahun ke sebelas dari dakwah Nabi Muhammad SAW.