"Maka Aku katakan kepada mereka,"Mohonlah ampun (istighfar) kepada Robbmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untuknya kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh:10-12)
“Ehem, bismillahirrahamannirrahim….”
*pasang peci*
Dengan segala “kerendahan hati”, guna menunjukkan kereligiusan diri saya dan kepengetahuan agama saya yang di atas rata-rata air,tulisan pencerah ini (baca: astaghfirullah) saya mulai dengan kutipan ayat. Selanjutnya, sekali lagi untuk membuktikan betapa religiusnya diri ini, saya akan berkisah tentang nabi-nabi.
Michael Mamat Murtado, pemuda desa Panggungrejo, muda, sehat, dan bersahaja. Cak Mat adalah sarjana muda jurusan ekonomi pembangunan universitas terkemuka di Malang. Pria berambut panjang ini sekarang sedang berkerja sebagai Direktur PT. Kesan Tetan (Kerja Sana sini Terpenting bisa Makan).
Di bulan ramadhan tahun ini, Cak Mat berniat menggarap proyek yang InsyaAllah menurutnya, bakalan Rahmatan lil alamin. “Amin…..”, kita amini saja terlebih dahulu siapa tahu ini memang proyek yang prospeknya bagus. Sebagus prospek investasi property di Malang saat ini.
Cak Mat : “Proyek istgihfar, Gus.”
Gus Ed : “Bagus, Cak. Memperbanyak istghfar itu bagus cak, apalagi di bulan ramadhan.”
Cak Mat : “Iyo Gus, aku rasa obat yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit di negeri ini ya istghfar. Gak onok liane.”
Gus Ed : “hmmm” (mengangguk-angguk, dan termenung)
~bersambung~