Mohon tunggu...
Fajar Tricahya
Fajar Tricahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - fajartricahya

KKN RDR 77 KELOMPOK 38

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Indonesia Kacau Sebab Covid-19

17 November 2021   19:42 Diperbarui: 17 November 2021   19:55 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kurang lebih 2 tahun lamanya, masyarakat Indonesia telah mengalamai kesulitan yang diakibatkan oleh adanya virus yang sering disebut corona atau covid-19. Virus ini secara nyata telah menghantam seluruh aspek kehidupan masyarakat, terutama bidang ekonomi.

Bukan hanya dari segi ekonomi saja melainkan berdampak juga pada kesehatan dan keselamatan masyarakat Indonesia dari virus ini. Pada tahun 2020 lalu, Menteri Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia hanya mengalami proyeksi sekitar 2,3%. Dalam situasi terburuk, angka itu bahkan bisa menurun mencapai 0.4%.

Saat ini gelombang 2 telah menadai dari serangan virus covid-19 yang ada di negara kita. Kurva covid-19 pada tanggal 17 Juli 2021 menunjukan atau pas waktu tinggi-tingginya virus ini dan kini kian sudah mereda.

Kebijakan yang dilakukan pemerintah yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kini sudah terfokus pada level 1, 2, dan 3 saja yang ada pada sejumlah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia.

Membaiknya negara Indonesia pada aktivitas ekonomi serta telah menurunya angka kasus covid-19 tidak semata-mata menjadikan ini sebagai tanda hura-hura atau senang-senang masyarakat terhadap pandemic ini. Berbagai resiko yang telah disebutkan diatas, tetaplah waspada apabila sewaktu-waktu muncul kembali. Masyarakat juga perlu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan namun juga kesehatan juga pasti tetap prioritas utama. Beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan, diantaranya, pertama, masyarakat tetap perlu menerapkan protokol kesehatan 5M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Kedua, agar masyarakat dapat segera melakukan vaksin secara lengkap yaitu melakukan 2 kali vaksin. Memang betul vaksin belum tentu memberikan garansi seseorang untuk tidak terkena virus ini. Namun setidaknya dengan vaksin, mengurangi resiko terburuk yaitu terjadi pada diri sendiri.

Pada dasarnya komunikasi yang dilakukan oleh perintahan untuk mengurangi atau meminimalisir penyebaran virus ini selalu di terapkan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi munculnya gelombang ketiga COVID-19, kita perlu tetap sadar diri untuk menerapkan protokol kesehatan sambil menjalankan aktivitas ekonomi masing-masing. Hal ini, agar diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar kita dapat terus hidup sehat dan bekerja untuk kehidupan kita yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun