Mohon tunggu...
Fajar Juliarso
Fajar Juliarso Mohon Tunggu... -

Mahasiswa yang sedang proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Hari Ibu

22 Desember 2013   15:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panggilan ibu, mama, bunda, ataupun umi semua melatarbelakangi kita untuk tetap sayang dan cinta dengan sosok yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Wanita yang sangat hebat yang rela mengorbankan apapun demi anaknya. Mungkin kita tidak pernah menyadari betapa menderitanya ibu kita di saat beliau mengandung kita selama 9 bulan. Kemanapun beliau pergi, beliau selalu menjaga kandungannya itu agar kita terlahir ke dunia dengan selamat. Detik-detik melahirkan adalah masa-masa sulit ibu kita. Saat inilah ibu kita berjuang dengan tenaganya dan rela kehilangan nyawanya agar kita terlahir. Tidak ada yang begitu membahagiakan bagi seorang ibu selain dapat melihat kita sebagai satu kesatuan dalam kehidupan. Wajah kita yang begitu lucu dan menggemaskan menjadi obat tersendiri bagi ibu pasca melahirkan. Hari demi hari, ibu menghabiskan waktunya bersama kita, di saat ini pula ibu masih tetap berkorban demi kita sebagai anaknya. Beliau mengorbankan materi demi melihat kita tercukupi gizi agar kelak kita menjadi manusia yang pintar dan berbudi pekerti yang mulia. Memasukkan kita ke dalam dunia pendidikan dan kita berhasil menjadi seorang penyandang gelar sarjana, master, ataupun doktor serta diiringi dengan pribadi kita yang mulia adalah kesuksesan besar untuk seorang ibu dalam membimbing kita. Lantas, apakah beliau akan menagih semua "bayaran" yang dihabiskan untuk mendidik kita? Tidak, beliau saat ini tidak membutuhkan uang-uang kita dari hasil mengabdi kepada perusahaan dan jabatan yang kita emban. Beliau hanya butuh pengabdian kita melebihi pengabdian kepada perusahaan atau jabatan. Beliau butuh kasih sayang kita di saat kita sibuk terhadap pekerjaan kita. Beliau hanya meminta sedikit dari waktu kesibukan yang kita habiskan untuk mengurusi dokumen-dokumen perusahaan. Semoga kita bukan menjadi bagian dari Malin Kundang dan menyesali perbuatan kita ketika Allah memanggil ibu kita untuk menghadap kepada-Nya. Selama ibu masih ada di dunia, berilah beliau kasih sayang bukan hanya di tanggal 22 Desember saja tetapi alangkah lebih mulia jika setiap waktu kita berikan. Ya Allah, berikanlah beliau kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Selamat Hari Ibu. Semoga ibu kita selalu dalam perlindungan Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun