Mohon tunggu...
Faiz Zawahir Muntaha
Faiz Zawahir Muntaha Mohon Tunggu... -

KADER BIASA HMI tumbuh dan berkembang di HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Kabupaten Bandung alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung Akun lama kompasiana saya http://www.kompasiana.com/faiz_alzawahir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Para Koruptor di Surga

11 Februari 2016   19:51 Diperbarui: 16 Februari 2016   17:09 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Surga dan neraka menjadi janji dan hal yang dijadikan daya tarik untuk kita taat dan patuh pada Tuhan. Dalam al-qur’an surga dikatakan dengan “aljannah” yang berarti “taman” atau “kebun” yang disebut sebanyak 145 kali. Sedangkan neraka diistilahkan dengan “an-nar” yang berarti api. Dalam kajian bahasa indonesia surga dan neraka berasal dari bahasa jawa. Surga berasal dari dua kata yaitu “svar” yang berarti “cahaya” dan “ga” yang berarti “perjalanan”,jadi kata surga memiliki makna “perjalanan ke dunia cahaya” atau “penyatuan dengan cahaya”. Sedangkan “neraka” berarti “wadah penyucian diri” atau tempat menyucikan dan menghilangkan kotoran yang melekat pada diri manusia. [1]

Ada orang yang rela mengorbankan segala sesuatu dan rela mati hanya karena ingin masuk surga dan terhindar dari api neraka. Surga digambarkan sebagai sebuah tempat yang penuh dengan kenikmatan. Apapun yang diinginkan oleh manusia pasti ada. Kita bisa melakukan apapun ketika di surga bahkan ketika di surga sudah tak ada lagi halal dan haram. Kita bebas berbuat sesuka hati. Gambaran surga dalam alquran laksana tempat yang indah didalamnya mengalir sungai yang jernih dan semua laki-laki yang masuk kesana didampingi oleh bidadari-bidadari yang cantik dan selalu perawan serta suci. Sedangkan Neraka adalah tempat pengakuan dosa,penyesalan dan pembenaran atas apa yang dijanjikan Tuhan. Neraka adalah tempat siksaan dimana smua manusia yang masuk kesana menyesali semua perbuatan dan kesalahan yang dilakukan semasa hidup. Gambaran ini yang menjadikan semua manusia menginginkan masuk surga dan enggan masuk neraka.

Jika Para Koruptor masuk surga Maka Aku Lebih Baik Memilih masuk Neraka; aku lebih baik memilih neraka daripada masuk surga bersama para koruptor. Jika semasa hidup di dunia yang penuh dengan aturan dan penegak hukum saja koruptor dengan senang hati melakukan apapun yang ingin dia lakukan tanpa menghiraukan hak orang lain. Apalagi nanti di surga ketika aturan dan penegak hukum itu tidak ada. Tentunya aku akan semakin tersiksa dan disiksa dengan semena-mena! Ya Tuhan aku tak mau disiksa lagi oleh mereka,biarlah aku terpisah dineraka asal tak lagi bertemu mereka.

Jika Para Koruptor masuk surga Maka Aku Lebih Baik Memilih masuk Neraka: aku teringat pada perkataan rumi dalam salah satu karyanya Fihi Ma Fihi “Manusia lebih baik hidup di neraka daripada diluar neraka atau dibumi. Dineraka manusia lebih dekat dengan Tuhan. Mulutnya selalu basah dengan dzikir-dzikir kebesarannya”. Ya Tuhan aku ini orangnya labil jika semasa di dunia saja ketika aku bergaul dan bareng dengan orang-orang yang taat pada-Mu saja aku masih jarang dzikir mengingatmu. Apalagi jika aku masuk surga dengan dibarengi para koruptor yang semasa di dunia tidak ingat pada-Mu tentunya aku semakin jarang untuk berdzikir pada-Mu.

Jika Para Koruptor masuk surga Maka Aku Lebih Baik Memilih masuk Neraka. Di surga Tuhanku memberikan fasilitas yang sempurna bagi manusia. Didalamnya manusia terbuai dengan kemewahan  apapun yang dibutuhkan engkau sudah menyediakannya. Manusia tidak lagi dituntut untuk melakukan apapun dimana kemalasan bisa berbuah kemanisan. Jika semasa di dunia aja koruptor mau untung dengan cara yeng enteng. Apalagi nanti ketika di surgaMu ya Tuhan tentunya dia semakin seenaknya. Maka Jika Para Koruptor masuk surga Maka Aku Lebih Baik Memilih masuk Neraka.

Jika Para Koruptor masuk surga Maka Aku Lebih Baik Memilih masuk Neraka. Aku teringat pada kisah Qorun yang dengan seenaknya menumpuk harta dengan menghalakan segala cara tanpa memperdulikan masyarakat yang ada di sekitarnya, kelakuan qorun sama dengan kelakuan koruptor di negeriku yang dengan senang hati mengeruk kekeayaan negara demi memperkaya diri sendiri, terus-terusan mengeksploitasi negeriku tanpa peduli negaraku yang sedang dilanda krisis. yaTuhanku aku sudah merasakan menderitanya tinggal dengan para koruptor semasa di dunia aku tak mau lagi disurga jika bersatu dengan mereka. Jika di dunia saja para koruptor begitu tamak padahal hartanya tidak seberapa apalagi jika nanti disurgaMu ya Rabb tentunya mereka akan semakin raku dan aku semakin menderita. Di negeriku baru ada koruptor saja sudah menderita. Jika koruptor masuk surga maka qorunpun masuk surga karena mereka itu adik dan kakak ya rabb. Maka biarlah aku dineraka asal aku terjauh dari mereka.

Ya Tuhanku kata orang indonesiaku itu surga dunia, indonesiaku adalah jamrud khatulistiwa. Penduduknya koq miskin Tuhan, Oh ya kan dimiskinkan oleh para koruptor itu. aku gak mau disurgamu nanti penduduknya dimiskinkan lagi karena kerakusan mereka. Ya Tuhanku jgn lagi tempatkan aku dengan mereka.

Ya Tuhanku aku tau engkau maha cinta. Engkau itu maha pemurah lagi maha penyayang. Engkau itu maha pengampun yang akan mengampuni semua dosa. Namun jika kau masukan koruptor ke surgaMu maka aku lebih baik masuk neraka. Namun aku yakin engkau itu maha adil ya Rabb, Engkau itu maha bijaksana, Engkau maha tau yang benar dan yang salah mana yang hak dan mana yang bathil karena Engkaulah sang Haq. Aku yakin akan keputusannMu,aku yakin atas keadilanMu aku yakin Engkau tidak akan menaqdirkan aku dan kaum yang ditindas dinegeriku bersama para koruptor itu di surgamu karena Jika Para Koruptor masuk surga Maka Aku Lebih Baik Memilih masuk Neraka.

Ya Tuhanku aku tau hakMu untuk memasukan siapa aja ke surga namun jika Engkau tetap memasukan mereka para koruptor di surgaMu maka aku mohon jangan tempatkan aku satu kavling dengan mereka. Aku tak mau kelak disurgaMu menderita lagi karena tinggal bareng mereka. 

[1] Lihat : Mukti Ali : islam Madhab Cinta . Bandung. Mizan 2015 halaman 297

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun