Mohon tunggu...
faizzatul lutzfi
faizzatul lutzfi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

hanya ingin berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Softfile Pada Proses Pembelajaran Guna Mengurangi Kertas

3 November 2022   23:28 Diperbarui: 3 November 2022   23:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Salah satu barang yang sering kita temui di kelas adalah kertas. Hampir setiap hari kertas digunakan sebagai media pembelajaran. Mengingat sekarang sistem pembelajaran sudah sepenuhnya offline atau tatap muka sehingga penggunaan kertas semakin meningkat. 

Tak jarang, banyak yang mengeluhkan tugas yang menumpuk karena semuanya harus di tulis tangan. Apalagi, untuk para mahasiswa dengan jurusan yang memiliki mata kuliah praktikum yang dimana untuk pengerjaan laporan wajib ditulis tangan sehingga membuat mereka sering mengeluh karena waktu yang mereka habiskan hanya untuk menulis laporan, belum untuk tugas yang lain.

Di era yang sekarang, kecepatan penyebaran informasi pembelajaran menjadi tolok ukur persaingan. Oleh karena itu, hardfile bukanlah solusi yang tepat. Karena selain memakan waktu yang lama penggunaan hardfile juga menghabiskan banyak ruang untuk menyimpan dokumen dan tak jarang karena banyaknya dokumen yang disimpan mengakibatkan hilangnya dokumen. 

Sebagai jawaban atas masalah diatas, paperless menjadi solusinya. Sebagai garda depan ilmu pengetahuan, lembaga pendidikan harus memahami pentingnya paperless dalam setiap kegiatan. 

Penggunaan paperless bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana seperti penyajian materi, media pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan tentunya tugas yang akan diberikan kepada mahasiswa bisa diganti menggunakan konsep paperless.

Perlu kita ketahui bahwa konsumsi kertas di Indonesia sangat tinggi sehingga mempengaruhi keberadaan dari bahan baku dan eksploitasi sumber daya alam. Seperti yang disampaikan oleh Kementrian Perindustrian (Kemenperin, 2017), Indonesia mengekspor pulp dan kertas masing-masing sebesar 3,2 juta ton dan 4,2 juta ton pada tahun 2012. 

Sedangkan, sampai Oktober 2013 ekspor pulp dan kertas mencapai 3,1 juta ton dan 3,5 juta ton, sehingga diperkirakan masih merupakan yang terbesar di ASEAN. Industri pulp dan kertas juga merupakan salah satu sektor industri yang mengeluarkan gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar dalam kegiatan produksinya. 

Produksi kertas membutuhkan banyak energi, air dan pepohonan. Mengurangi penggunaan kertas berarti mengurangi penggunaan air, penggundulan hutan, dan emisi karbon, yang berarti kita melakukan bagian kita untuk melindungi bumi dan berperan dalam gerakan hijau (go green).

Tentunya dari solusi yang diberikan diatas memiliki tujuan yaitu untuk mengurangi pemakaian kertas karena memang konsep paperless hanya mengurangi bukan menghilangkan sepenuhnya fungsi kertas. Penggunaan paperless juga memiliki keuntungan seperti dapat mengerjakan lebih banyak pekerjaan tanpa menambah sumber daya manusia, dapat meminimalisir biaya dalam menyimpan dokumen, informasi dapat lebih cepat diakses  dan lengkap, data yang disimpan dalam bentuk softfile di proteks menggunakan enkripsi data, akses dan pengawasan data dapat lebih terjamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun