Bagaimanakah cara untuk menangani maraknya tawuran antar pelajar di Indonesia
Tawuran merupakan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat atau pelajar. Kata tawuran sepertinya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia karena sudah biasa mendengar berita-berita di TV seputar tentang tawuran. Biasanya aksi tawuran ini dilakukan oleh sekelompok pelajar yang rata-rata masih dibawah umur.
Aksi tawuran ini biasanya disebabkan karena 2 faktor. Faktor yang pertama adalah faktor eksternal seperti ; pengaruh media social, pengawasan dari orang tua terhadap anak yang kurang memadai, tekanan teman sebaya, komunitas dan lingkungan yang tidak sehat, dan yang terakhir adanya rivalitas antar sekolah.
Faktor yang kedua adalah factor internal seperti; mengalami krisis identitas, control diri si pelajar yang lemah, tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar, dan pengaruh gengsi antar pelajar.
Di Indonesia, salah satu kasus tawuran terparah hingga tahun ini adalah kasus tawuran berdarah yang terjadi di Kembangan. Aksi tawuran ini dilakukan di Jakarta barat yang melibatkan antar dua sekolah menengah, yaitu SMP Al Mansyuriah dengan MTs Saadad Tuddarain. Adapun dampak dari aksi ini, siswa SMP Al Mansyuriah, berinisial DR ditemukan dalam keadaan tewas akibat luka bacok dibagian kepala dan punggungnya.
Adapun dampak dari aksi tawuran ini adalah cedera fisik yang dapat menyebabkan cedera serius bahkan kematian, trauma yang tidak dapat dilupakan, mengganggu keamanan lingkungan sekitar, kerugian financial, dan dapat sebagai pemisahan antar kelompok-kelompok tertentu.
Adapun kiat-kiat untuk mencegah terjadinya aksi tawuran antar pelajar diantaranya, saling memperbanyak silaturahmi antar sesama, memperluas pengetahuan tentang agama, menumbuhkan karakter bangsa yang seutuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H