Mohon tunggu...
faizur rohmat
faizur rohmat Mohon Tunggu... -

mahasiswa yang sedang menuntut ilmu karena Allah

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

IPK Tinggi dan Organisasi Mahasiswa: Berguna Manakah?

7 Mei 2013   23:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56 2280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan ini benar-benar membingungkan untuk kita jawab secara cepat. Bahkan kita sebenarnya tidak mengerti apa yang di maksudkan dari pertanyaan ini. Banyak sekali pandangan dan opini ketika saya duduk di bangku sebagai mahasiswa tentang pertanyaan tersebut. Mereka menilai dari sudut pandang mana pentingkah mengejar untuk IPK yang tinggi seperti yang di inginkan oleh selayaknya seorang mahasiswa ataukah memilih mengikuti organisasi yang juga banyak menyita waktu mereka atau memilih keduanya?

Apa yang anda cari Mahasiswa?

IPK tinggi tanpa bekal soft skill ataukah soft skill tanpa bekal IPK tinggi?

Di sini banyak sekali hal yang harus kita pertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk mengenali hal mana yang mempunyai kegunaan tinggi. Sebenarnya diantara pilihan tersebut sama-sama mempunyai peran penting pada diri mahasiswa untuk masa depan kita berhadapan dengan dunia kerja atau yang lainnya. Keduanya dapat di katakan saling mendukung dan juga melengkapi. Namun dari hal itu juga tersirat bahwa mahasiswa juga berbeda-beda dalam memilih konsep untuk masa depan mereka sendiri. Mahasiswa harus mampu menentukan prioritas utama guna mencapai kualitas hidup yang diatas rata-rata. Pernyataan ini seperti berpihak pada diri sendiri tidak mementingkan masukan dari orang lain , tetapi kenapa mereka hanya mementingkan sendiri tanpa memikirkan bagaimana caranya agar dapat membantu mengkualitaskan bangsa ini dengan kemampuan yang telah mereka miliki?

Mungkin kita membahasnya sudah terlalu jauh bila kita memikirkan cara meningkatkan kualitas bangsa sedangkan masa depan kita sendiri belum terarah dan tidak terkonsep dengan baik.

Kembali ke pertanyaan pertama, Manakah yang harus di prioritaskan utama agar mahasiswa mampu mencapai hidup yang berkualitas? Apakah IPK tinggi menjadi andalan utama ataukah ilmu organisasilah yang harus di terapkan agar mereka mengerti bagaimana saling bekerjasama?

Kenyataanya sekarang ini banyak mahasiswa yang menginginkan nilai IPK yang tinggi. IPK tinggi menjadi kebanggaan mereka untuk di tunjukkan kepada teman-teman mereka, agar orang mengira bahwa mereka itu hebat.

Tetapi apa arti nilai IPK tinggi jika di peroleh dengan segala macam cara dan upaya yang secara instant (budaya mencontek, copas dan sesuai yang mereka inginkan).

Namun tidaklah semua mahasiswa seperti itu, ada juga sebagian dari mereka yang mengejar IPK tinggi dengan menjunjung tinggi penguasaan dan pemahaman ilmu pada setiap mata kuliah yang telah di ajarkan dan juga mencari informasi untuk menambah wawasan tentang ilmu yang di dalami. Mereka tidak menggunakan sistem instant yang dapat mempermudah mereka tetapi juga dapat menjerusmuskan mereka sendiri.

“Nilai yang memuaskan atau IPK tinggi akan di capai oleh mahasiswa itu sendiri ketika mereka mempunyai penguasaan ilmu terhadap bidang yang mereka dalami lebih lanjut”.

Jadi jika anda mahasiswa yang sudah mendalami ilmu yang sudah anda tekuni selama ini, janganlah khawatir karena nilai yang kamu inginkan sudah ada di depan mata tinggal kamu menggenggamnya.

Dan tidak dapat di pungkiri juga bahwa masalah IPK tinggi justru menjadi sebuah momok kegagalan dalam sebagian sarjana kenapa begitu? karena mahasiswa lemah berkopetensi. Dan perusahaan besar tentu membutuhkan karyawan dengan sarjana yang telah berkopetensi tinggi. Dan bagaimana dengan mahasiswa yang lemah kompetensinya ? mereka harus meratapi nasib mereka sendiri. Kenapa sebelumnya di saat duduk di bangku mahasiswa hanya memperjuangkan IPK yang tinggi tapi dengan secara instant, sekarang mereka hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Maka untuk para mahasiwa semangatlah untuk menggapai tujuannmu dalam mencapai kesuksesan dengan benar-benar memperdalam ilmu yang ingin anda kuasai. Bukanlah mencari nilai yang tinggi tetapi seperti yang di contohkan di atas.

Demikian juga dengan Organisasi Mahasiswa yang sudah tak diragukan lagi sebagai salah satu penyebar efek-efek negative terhadap Mahasiswa. Disini Mahasiswa akan dihadapkan dengan dua pilihan:

"Serap ilmu-ilmu yang ada di Organisasi tersebut untuk pembentukan Soft Skill?" atau "Serap kebiasaan-kebiasaan buruk para pengikutnya?"

Apa sebenarnya makna dari pilihan kedua?

Kita semua para mahasiswa dan mahasiswi pasti sudah mengerti sebagian dari anda yang masuk dalam suatu organisasi akan cenderung mudah tertular apa yang di perbuat oleh para seniornya. Mereka mulai menyepelekan tugas utamanya yaitu sebagai mahasiswa. Dari sinilah sedikit demi sedikit cita-cita mereka mulai hilang.

Mereka sudah menjadi hobi untuk tidak hadir dalam kelas, jika hadirpun mereka akan lemah dalam berkonsentrasi karena waktunya banyak terpakai untuk organisasi.

Tetapi penyakit yang menular tersebut tidak akan mempengaruhi bagi mereka yang mempunyai tujuan yang jelas dan memilihi jiwa kepemimpinan, tanggungjawab, serta bijaksana dalam menyikapi permasalahan. Dengan mengikuti organisasi mahasiswa dengan harapan dapat mengembangkan sifat-sifat tersebut sehingga menghasilkan soft skill yang luar biasa dan baik. Dengan soft skill yang mereka punyai dapat menjadi bukti bahwa mereka mampu berkompetisi dalam suatu hal dan mampu bekerja dalam perusahaan besar sehingga dapat membantu untuk kesuksesan perusahaan tersebut.

Satu hal yang paling terpenting dalam kasus ini adalah kembali pada diri mahasiswa itu sendiri. Apa yang menjadi tujuan akhir mereka setelah menempuh “study” ini? Apakah Knowledge/Soft Skill atau bahkan di ambil dari kedua-duanya.

Semua mahasiswa di harapkan mampu mengenal sebuah kompetisi yang di miliki :

- Jika seorang Mahasiswa merasa memiliki "Low motivation in learning his/ her Subject", tetapi merasa mampu berorganisasi, maka dalamilah ilmu organisasi sebagai bekal hidup bersosial. Itu dapat membantu pribadi dari mahasiswa itu sendiri.

- Tetapi jika merasa memiliki "High Competence in Mastery of their Subject" maka fokuslah pada penyerapan ilmu atau materi-materinya untuk mencapai IPK Tinggi.

- Dan jika merasa mempunyai "High Competence in both of that items" maka jalankan keduanya dengan serasi dan selaras tanpa menjatuhkan salah satu darinya.

Pada dasarnya, antara IPK Tinggi dengan Organisasi Mahasiswa memiliki keterkaitan dan ketergantungan. IPK Tinggi tanpa diimbangi Soft Skill dan Soft Skill tanpa dibekali IPK Tinggi akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil kerja mereka. Tulisan ini hanyalah sekedar gambaran untuk dapat dijadikan referensi dalam menentukan arah masa depan Mahasiswa. Semoga dapat memberikan manfaat pada kita semua khususnya untuk para mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun