Mohon tunggu...
Faiz Nur
Faiz Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - pelajar, tetap pelajar, dan selalu belajar

Mahasiswa, tertarik menulis (sastra dan ilmiah) dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pemblokiran Sementara Media Sosial dan Kesadaran Akan Ketergantungan pada Media Sosial

24 Mei 2019   02:32 Diperbarui: 24 Mei 2019   02:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat pada 22 mei 2019, sehubungan dengan adanya aksi 22 Mei yang merupakan aksi dalam rangka menolak hasil pemilu 2019 pemerintah juga mengumumkan tentang pemblokiran beberapa media sosial dan juga aplikasi pesan berbasis internet yang bersifat sementara. hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Informasi dan Komunikasi Rudiantara pada jumpa pers di kantor Menteri kordinator Politik, hukum, dan Keamanan pada hari rabu kemarin.

Langkah ini diambil dalam rangka menanggulangi arus provokasi di media sosial dan pesan berbasis online, aplikasi media sosial yang terkena imbas diantaranya adalah (Facebook, Instagram, dan Twitter) sedangkan aplikasi pesan berbasis internet adalah WA.

Kali ini bukan kenapa dan bagaimana pemblokiran itu dilakukan, tetapi melihat ketergantungan masyarakat kepada media sosial melalui reaksi saat adanya pemblokiran tersebut terjadi. Sebelum pemblokiran sementara pada 22 Mei ini, beberapa media sosial sudah beberapa kali mengalami hambatan yang mengganggu komunikasi dan arus informasi di dunia maya.

Reaksi masyarakat menaggapi pemblokiran atau lebih tepatnya pembatasan sementara pada 22 Mei 2019, saat itu, penulis mencoba menjajaki beberapa media sosial yang ada dalam gawai (istilah untuk gadget dalam bahasa Indonesia resmi) penulis menunjukan bahwa Twitter merupakan media sosial yang paling lancar diakses saat itu.

Pada media sosial Twitter, ditengah berbagai info dan cuitan yang berkeliaran ada beberapa trending topik yang muncul sebagai unkapan kecewa, protes, dan mungkin juga kegeraman pada pemblokiran yang sedang terjadi. Jika biasanya kita lihat trending topik akhir-akhir ini selalu bernuansa isu politik namun pada hari itu muncul trending topik diantaranya #WADown dan #igdown yang sempat menduduki lima besar trending topik hari itu, selain melihat pada Twitter penulis juga mendengar langsung keluhan tentang kegagalan acara buka bersama yang rencananya akan dilakukan hari itu karena terganggunya komunikasi via Wa.

Dari beberapa ulasan pada paragraf sebelumnya, kita bisa melihat betapa masyarakat kini bergantung pada media sosial. Mungkin sebagian besar menganggap itu adalah hal yang wajar karena perkembangan teknologi yang semakin memudahkan dalam berkomunikasi dan berbagi informasi, data yang pernah dirilis oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukan rata-rata masyarakat indonesia menggunakan internet 1-4 jam (43,89 persen) dalam sehari. Ini berarti ada waktu yang tersita untuk mengakses internet, waktu yang tersita itu bisa jadi waktu untuk bersosialisasi, belajar, bermain, bekerja, bahkan istirahat, namun lagi-lagi karena perkembangan teknologi yang pesat hal ini dianggap sangat wajar oleh banyak orang.

Kenapa kita bisa ketergantungan pada penggunaan internet ? pertanyaan ini mempunyai jawaban yang berbeda-beda setiap orang. Yang jelas hal ini merupakan hal yang sulit dibendung, bahkan fenomena ketergantungan pada internet kini merambah ke berbagai jenjang usia seiring berbagai hal yang ditawarkan dan bisa kita akses menggunakan internet.

Positif atau negatif ? ketergantungan pada internet terutama media sosial tak selalu negatif, dampaknya hanya bisa kita raba pada diri kita masing-masing bagaimana internet dan media sosial berdampak pada keseharian kita, semua yang kita pegang mempunyai kegunaan yang bisa berdampak baik atau buruk sesuai dengan bagaimana kita menggunakannya.

Dengan berbagai kemudahan melalui akses internet termasuk didalamnya media sosial dan pesan berbasis internet tidak harus kita tolak, namun harus kita kendalikan diri kita dalam menggunakannya.

PENULIS MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN,

SILAHKAN BERI KOMENTAR, MASUKAN, DAN TAMBAHAN PADA KOLOM KOMENTAR

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun