Mohon tunggu...
Faiz Nur
Faiz Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - pelajar, tetap pelajar, dan selalu belajar

Mahasiswa, tertarik menulis (sastra dan ilmiah) dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngopi, Budaya yang Mengandung Banyak Makna

24 November 2017   01:12 Diperbarui: 24 November 2017   03:13 2169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngopi, Budaya yang Mengandung Banyak Makna

Kenikmatan kopi bukan hanya terletak pada rasa, tetapi juga momen saat menikmatinya. Minuman ini kurang nikmat jika diminum dirumah atau sendiri, menikmati minuman ini sangat identik dengan nuansa kebersamaan dalam sebuah tempat atau warung kopi biasa dikenal dengan istilah ngopi. 

Hanya dengan segelas kopi seseorang bisa duduk berjam-jam lamanya, bukan karena rasanya yang, melainkan karena kebersamaan yang melarutkan seseorang dalam sebuah kenyamanan  sehingga kopi dinikmati dengan sebuah ketenangan.

Kebersamaan saat ngopi berbeda dengan kebersamaan kerja atau bisnis. Disini tidak ada sekat pangkat, jabatan ataupun materi, semua duduk sama rata dengan hak yang sama, inilah kebersamaan yang membedakan suasana ngopi dengan suasana lain. Ketika kita bisa duduk sama rata, bukan hanya sekat pangkat, jabatan atau materi yang akan hilang, bahkan perbedaan suku, ras dan agama akan melebur menjadi satu dalam kehangatan segelas kopi. Inilah kenikmatan ngopi yang perlu kita pertahankan, yaitu menyatukan semua perbedaan.

Tidak hanya menyatukan perbedaan, budaya ngopi juga mampu mempengaruhi pola pikir seseorang. Menikmati kopi bersama-sama akan membawa kita dalam sebuah perbincangan yang panjang, perbincangan yang muncul biasanya bukanlah  mengenai pembahasan yang terarah, bahkan cenderung bersifat nyeleneh, tidak terarah bahkan candaan yang menjadikan semua yang ikut serta akan menjadi pembicara dan pendengar yang baik.

Disinilah terselip sebuah penanaman sebuah nilai kehidupan, dimana kita tidak boleh menjadi orang yang hanya ingin didengar ataupun hanya manjadi pendengar, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam berpendapat, semua harus menghargai pendapat setiap orang, tidak mengutamakan keegoisannya masing-masing.

Selain penjelasan di atas, masih banyak hal-hal positif yang bias kita temukan saat ngopi. Terlepas dari adanya penelitian ilmiyah mengenai efek negatif dari kopi, namun tidak semua hal bisa kita nilai hanya dengan satu ilmu pengetahuan, karena dunia penuh dengan bermacam-macam ilmu pengetahuan.

 Sekian opini dari penulis. Jika berkenan mohon beri penilaian sebagai bahan perbaikan ditulisan selanjutnya, dan juka anda ingin melihat berbagai tulisan yang lain, silahkan klik di SINI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun