Mohon tunggu...
Faiza Wasila
Faiza Wasila Mohon Tunggu... pelajar -

ceria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keanekaragaman Tercipta karena Adanya Perbedaan

6 Desember 2017   23:39 Diperbarui: 7 Desember 2017   09:01 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa bilang perbedaan itu sangat merugikan atau malah menganggap sumber bencana? Tidak, Justru dengan adanya perbedaan kita bisa belajar memahami lingkungan sekitar, contoh saja Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama dan budaya yang berbeda namun mampu hidup berdampingan dengan damai sampai saat ini. Perbedaan itu sangat indah walaupun kita juga sering mendengar bahwa sesuatu yang berbeda itu sulit untuk disatukan, bahkan mungkin tidak akan pernah bisa disatukan. 

Sering kali kata perbedaan diartikan dengan makna keterpisahan, misalkan minyak dan air, kedua cairan ini tak dapat disatukan meskipun kita telah mengaduknya agar tercampur. Padahal bisa kedua cairan itu bersatu, tetapi membutuhkan sabun untuk menyatukannya. Ya, sabun sebagai penyambungnya. Begitu pula perbedaan yang kita miliki, rasa memahami dan bijaklah yang menjadi pemersatu perbedaan. 

Misalkan lagi problematika di Indonesia, masyarakat yang berbeda suku dan agama tidak bisa bersatu namun di Indonesia telah membuktikan menyatukan keduanya dengan adanya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga perbedaan tersebut tetap terkontrol dan terarah untuk mencapai tujuan besama rakyat Indonesia. Maka perbedaan sangatlah unik, bukankah Tuhan Yang Maha Kuasa telah menciptakan alam raya yang luas ini dengan penuh keberagaman? 

Bahkan perbedaan yang Tuhan ciptakan ada pada satu macam, contohnya dalam spesies tumbuh-tumbuhan, ada berbagai macam tanaman dalam satu jenis tanaman, misalkan tanaman pisang terdapat pisang ambon, pisang susu, pisang raja dan lain sebagainya. Buktinya perbedaan-perbedaan tersebut tidak membuat suatu yang buruk.

Dan dalam kehidupan sehari-hari tentulah kita juga selalu bertemu dengan orang lain yang berbeda dengan kita baik itu sikap, hobbi, pergaulan dan lain-lain. Kita harus selalu berpikiran positif bahwa setiap orang punya seribu alasan untuk berbeda dan tidak sama dengan kita. Dan sering kita jumpai pula orang-orang disekitar kita bertengakar atau beradu mulut hanya karena suatu perbedaan entah pendapat, kesukaan dan lain sebagainya, namun sadarilah setiap orang pun juga memiliki ribuan alasan untuk bisa saling memahami atau tidak setiap perbedaan tersebut. 

Kita harus lebih memahami bahwa setiap perbedaan itu bukanlah hal yang harus dihindari tapi menjadi tantangan tersendiri untuk kita agar lebih toleransi. Sebab kita tak mungkin bisa menghindarkan diri dari perbedaan maka nikmati saja perbedaan disekitar kita. Nah, Sikap positif dan tenang inilah yang harusnya ditiupkan pada jiwa-jiwa yang terlibat dalam suatu perbedaan pendapat maupun perbedaan sikap. Jangan lupa bahwa pikiran positif kita dapat mengarahkan kita untuk berperilaku positif juga termasuk bijak dalam menghadapi perbedaan. Perbedaan dapat menyatukan dua insan misalnya ayah ibu kita yang hingga kini masih terus ada dalam kebersamaan sesungguhnya terdiri dari berbagai macam perbedaan. 

Namun, setelah bersatu dalam ikatan pernikahan, mereka lalu belajar untuk bijak menyikapi perbedaan itu. Dengan perbedaan membuat kita  belajar tentang perbedaan itu sendiri, belajar mensyukuri perbedaan itu, dan belajar untuk saling melengkapi, saling mengisi. Apakah harus selalu ada keseragaman? Tidak harus! Sebab keseragaman akan hadir dengan dari perbedaan. 

Misalkan, sebagai mahasiswa tentu kita bertemu dan berinteraksi dengan berbagai macam teman yang memiliki karakter dan budaya yang berbeda namun tanpa kita sadari kita mampu memahami adanya perbedaan tersebut dan pada akhirnya manusia dengan beragam perbedaan tersebut lulus dengan kita bahkan kita kan merindukan perbedaan tersebut. Marilah kita selalu berfikir postif mengenai perbedaan. Salam satu jiwa...!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun