Oleh karena itu,memperhatikan konteks historis munculnya suatu hadist sangatlah penting karena dapat menghindarkan dari terjadinya pemahaman dalam memahami atau menelaah maksud dari hadist tersebut.
Pemahaman hadist yang mengakibatkan peranan asbabul wurud akan cenderung bersifat kaku,bahkan kadang kurang akomodatif terhadap perkembanagan zaman.
Mungkin saja hadis dapat dipahami dengan tepat atau pemahaman secara tekstual ,sedangkan hadist tertentu dipahami secara kontekstual.Hadist dipahami secara tekstual apabila hadist tersebut telah kita telaah dengan latar belakang dan sebab-sebab hadist yang turun tersebut,tetapi masih menuntut terhadap teks yang tersurat pada hadist tersebut.
Sedangkan ada hadist yang lebih tepat dipahami secara tekstual apabila kita telaah teks tersebut yang tersurat di dalam sebuah hadistnya,tetapi hadist tersebut masih samar yang dapat menimbulkan kekeliruan atau kesalah fahaman  sehingga harus dilihat kembali asbab dan latar belakang dari hadist tersebut yang diturunkan.
C.Pengertian Pendidikan dan Urgensi Asbabul wurud Dalam Pendidikan
Pendidikan merupakan proses perubahan pola pikir dan pembaharuan atas ketidak tahuan menjadi paham akan sesuatu esensi dan keadaan sekitar.
H.Horne menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mentalnya.
Dalam proses pendidikan pasti setidaknya ada pendidik dan peserta didik.Pendidik atau biasa dikenal dengan guru memiliki peran dan tanggungjawab untuk mentransfer ilmunya dan menjadi figure yang baik bagi peserta didik, sedangkan peserta didik merupakan pihak yang ingin mencapai cita-cita,memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal dan bertanggung jawab untuk mentaaati dan menerima semua materi dengan baik.
Butuh kerja sama antara dua pihak yang bersangkutan dan harus ada timbal baliknya dari pendidik ke peserta didik dan sebaliknya.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pembelajaran antara lain:
1.Peserta didik