Senja bertamu di jemari bumi menghinggapi individu yang tak bersemi. Yang ingin melihat hari esok di antara alinea pepohonan.Â
Lintingan riuhnya diabadikan di bait prosa yang menjulang di sela-sela pegunungan, di kala hembusan tangis lautan membuatnya benci atas rima-rima kehidupan.Â
Sang surya bersiap untuk tenggelam menjemput mesra ketenangan malam meneguk cahaya dalam dalam menyempurnakan keindahan malam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!