Mohon tunggu...
Faiz Amiruddin
Faiz Amiruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Stiba Ar-Raayah

Peneliti Ilmu Bahasa Pemula Fiqih Syafi'i Penggiat Ilmu Aqliyyat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemahiran Membuat Definisi dan Hubungannya dengan Seni Debat

15 Juni 2024   17:45 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Dokpri

Teori dan praktik adalah dua hal yang sama pentingnya sebab keduanya saling berkaitan dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Teori memberikan landasan konseptual yang sangat diperlukan untuk memahami dasar-dasar suatu persoalan dan praktik memberikan ruang untuk menguji dan mengembangkan teori tersebut. Seseorang yang faham teori akan lebih siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi dihadapannya, karena ia telah memiliki gambaran terhadap unsur-unsur dari persoalan tersebut. Sedangkan praktik akan memberikan pengalaman berharga kepadanya, bahwa terkadang ada hal-hal yang tidak sejalan dengan teori yang sebelumnya dia pelajari, namun menuntutnya untuk mencari solusi dengan cepat.

Dalam berdebat, orang bisa dengan seenaknya meluapkan semua gagasan dan ide di kepalanya, tanpa harus terlebih dahulu menganalisa aspek logis dari setiap konsep yang ingin disampaikannya. Hal ini biasanya muncul dari orang-orang yang tidak peduli teori berdebat dan mencukupkan diri dengan mempraktikannya. Terkadang kecakapan beretorika dan berdebat seperti itu tak diimbangi dengan pondasi keilmuan yang kokoh dan metode berpikir yang benar. Hasilnya debat seringkali berubah menjadi ajang "debat kusir" dan cenderung kontraproduktif.

Hal pertama dan menjadi kunci debat yang sehat adalah kesamaan dalam memahami mosi debat dan definisinya. Saat dua tim yang berseteru telah menyepakati definisi, maka debat baru bisa dijalankan dengan baik. Semakin jelas suatu mosi itu didefinisikan, maka konsekuensinya argumentasi yang akan disampaikan pun akan semakin tersusun rapi, baik dari pihak afirmatif ataupun oposisi.

Dulu, di paruh kedua dari abad ke-5 SM, warga Athena (Yunani) memiliki perhatian besar dalam memelihara tradisi beretorika dan berdebat. Setiap aspek dalam kehidupan mereka, tak terpisahkan dari fenomena debat dan retorika, sampai-sampai suasana beretorika pun  bisa anda temukan di meja hijau dimana orang bisa membebaskan dirinya dari tuduhan dengan kemampuannya dalam menjatuhkan lawan.

Situasi Athena kala itu mulai berubah dan  berjalan tidak kondusif  semenjak kedatangan kaum Sofis (as-Sufasthaiyyun) ke wilayah tersebut. Mereka adalah sekumpulan orang yang ahli berdebat namun pandai juga memutarbalikkan fakta, bahkan mengingkari adanya kebenaran mutlak yang berpijak pada dasar logika. Dalam benak mereka, kebenaran itu sifatnya relatif, tidak ada standar objektif untuk mengukur kebenaran sesuatu. Semuanya bisa dipandang benar karena kembali kepada persepsi masing-masing pihak. Walhasil, setiap orang berhak untuk menyatakan pengetahuannya adalah benar, tanpa harus dianalisa dengan kaidah-kaidah yang benar.

Dalam situasi yang mulai kacau itulah sosok Socrates tampil. Dengan gagahnya, ia membungkam kesesatan kaum sofis yang selalu bermain-main kata demi menjatuhkan lawan debatnya. Socrates menuntut mereka untuk memperjelas makna dari setiap kata yang mereka pakai. Maka dari sinilah muncul ilmu Logika yang salahsatu konsep pembahasannya adalah tentang Definisi. Ungkapannya yang terkenal, "Define Your terms ! (Haddiduu Alfazhakum !)".

Baik retorika maupun debat keduanya adalah aktivitas yang tidak boleh mati dari kehidupan manusia. Berbicara mungkin saja menjadi hobi setiap orang, namun menganalisa dan menyusun pernyataan tentunya menjadi kegiatan yang jarang dilakukan oleh banyak orang secara terampil. Disamping itu, kemahiran dalam membuat definisi tidak boleh dilupakan, karena ia  membawa peran penting khususnya dalam mensukseskan perdebatan yang sehat dan memuaskan. 

Penulis : Faiz Amirudin Syarief (Mahasiswa Aktif Prodi PBA STIBA Ar Raayah, Mempunyai minat di bidang ilmu Filsafat dan Logika)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun