Mohon tunggu...
Faiz Amali
Faiz Amali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang senang mengeksplor banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedudukan Filsafat dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Kriminologi di Indonesia

7 Mei 2024   11:42 Diperbarui: 7 Mei 2024   12:05 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan kriminologi di Indonesia, peran filsafat memiliki kepentingan yang signifikan dalam beberapa bidang. Pertama-tama, filsafat memberikan fondasi teoritis yang mendalam dalam memahami sifat manusia, moralitas, dan dinamika masyarakat. Prinsip-prinsip filosofis seperti keadilan, kebebasan, dan tanggung jawab individu membantu untuk menggali akar penyebab perilaku kriminal, serta memberikan dasar untuk merumuskan kebijakan kriminologi yang lebih efektif dan bercorak moral.

Tidak hanya itu, filsafat juga memiliki peran yang signifikan dalam mengevaluasi dan mengkritisi paradigma serta metodologi yang diterapkan dalam studi kriminologi. Melalui pendekatan filosofis yang kritis, para peneliti kriminologi dapat melakukan analisis mendalam terhadap asumsi-asumsi yang mendasari penelitian mereka. Dengan mempertanyakan landasan filosofis dari teori-teori kriminologi yang ada, para peneliti dapat mengidentifikasi kelemahan atau bias yang mungkin ada dalam paradigma yang digunakan. Ini membuka jalan bagi pengembangan teori-teori yang lebih relevan dan bermakna dengan konteks sosial, budaya, dan politik yang spesifik di Indonesia. 

Pendekatan filosofis juga memungkinkan para peneliti untuk mempertimbangkan implikasi etis dari metodologi penelitian mereka. Mereka dapat mengevaluasi apakah metode yang mereka gunakan sesuai dengan prinsip-prinsip etika penelitian, serta apakah penelitian mereka akan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Dengan demikian, filsafat tidak hanya membantu dalam pengembangan teori-teori kriminologi yang lebih solid, tetapi juga memastikan bahwa penelitian yang dilakukan memenuhi standar etis yang tinggi.

Pendekatan filosofis juga memungkinkan para peneliti untuk mempertimbangkan dampak sosial dan politik dari temuan mereka. Mereka dapat memikirkan bagaimana hasil penelitian mereka dapat memengaruhi kebijakan publik dan praktik penegakan hukum di Indonesia. Dengan demikian, filsafat tidak hanya berperan dalam mengembangkan pengetahuan akademis, tetapi juga dalam membentuk tindakan nyata yang dapat memengaruhi perubahan positif dalam sistem kriminologi dan peradilan pidana di Indonesia..

Selain itu, filsafat turut berkontribusi dalam membentuk kesadaran etis dan moral bagi praktisi kriminologi dengan menyediakan landasan yang kokoh untuk refleksi etis. Etika profesi memegang peranan vital dalam disiplin kriminologi, karena menciptakan garis panduan perilaku yang sesuai dengan standar moral yang tinggi. Pemahaman filosofis tentang moralitas tidak hanya memberikan arah bagi praktisi kriminologi dalam pengambilan keputusan yang tepat, tetapi juga membentuk sikap yang profesional dan bertanggung jawab dalam penanganan kasus-kasus kriminal. 

Dengan mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan mereka, praktisi kriminologi dapat menghindari konflik etis dan memastikan bahwa tindakan mereka selaras dengan nilai-nilai moral yang mendasari profesi mereka. Ini membantu memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan pidana dan memastikan bahwa proses penegakan hukum berlangsung dengan adil dan berintegritas.

Dalam ranah pendidikan kriminologi, pemahaman terhadap konsep-konsep filosofis memberikan wawasan yang mendalam bagi para mahasiswa dalam memahami aspek fundamental tentang kejahatan, hukum, dan keadilan. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana konsep-konsep seperti keadilan, kebebasan, dan moralitas berkaitan dengan penyebab dan dampak kejahatan dalam masyarakat. Selain itu, pemahaman tentang filsafat hukum membantu mahasiswa kriminologi untuk memahami dasar-dasar sistem hukum, termasuk prinsip-prinsip yang mengatur penegakan hukum dan proses peradilan.
Lebih jauh lagi, pengetahuan filosofis membantu mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis yang mendalam tentang kompleksitas isu-isu kriminologi. Mereka belajar untuk mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari teori-teori kriminologi dan kebijakan penegakan hukum, serta mengevaluasi implikasi sosial, moral, dan etis dari pendekatan yang diambil dalam menangani kejahatan. 

Dengan memahami konsep-konsep filosofis ini, para mahasiswa kriminologi tidak hanya menjadi ahli dalam teknis dan metodologi kriminologi, tetapi juga memiliki pemahaman yang luas tentang implikasi sosial, moral, dan etis dari pekerjaan mereka. Hal ini membantu membentuk generasi ahli kriminologi yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kedalaman pemahaman tentang kompleksitas masalah kriminologi dalam konteks masyarakat yang berubah dan beragam secara sosial, budaya, dan politik.

Secara keseluruhan, peran filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan kriminologi di Indonesia sangatlah vital dan tak tergantikan. Filsafat tidak hanya menyediakan fondasi teoritis yang kokoh untuk pemahaman mendalam tentang sifat manusia, moralitas, dan dinamika sosial yang mendasari perilaku kriminal, tetapi juga memberikan kritik yang membangun terhadap paradigma dan teori yang digunakan dalam studi kriminologi. Dengan menyelidiki asumsi-asumsi filosofis yang mendasari penelitian kriminologi, para akademisi dapat mengembangkan teori-teori yang lebih relevan dengan konteks sosial, budaya, dan politik di Indonesia, serta menangkap nuansa yang mungkin terlewatkan oleh pendekatan yang lebih teknis.

Peran filsafat dalam menumbuhkan kesadaran moral juga tidak boleh diabaikan. Dalam menghadapi isu-isu yang kompleks seperti kejahatan dan keadilan, penting bagi praktisi kriminologi untuk mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan mereka. Filsafat membantu dalam membentuk pemahaman yang mendalam tentang moralitas dan etika, sehingga praktisi kriminologi dapat mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun