Mohon tunggu...
Faizal Hadi Nugroho
Faizal Hadi Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

Menulis membuatmu hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan dari 1.000 Rupiah

26 Februari 2021   17:20 Diperbarui: 26 Februari 2021   17:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang identik dengan harga dan harta. Namun, tidak hanya itu uang mengajari kita akan kekayaan budaya Indonesia. Kekayaan tersebut terwujud dalam tampilan motif kain daerah, seperti batik dan tenun. Flora dan fauna endemi Indonesia pun menjadi ornamen yang sering ditemui di dalamnya. Uang, tidak sekadar alat tukar, tetapi identitas sebuah bangsa.

Sebagai identitas, ada satu hal yang menarik jika kita melihat uang kertas. Mulai dari pecahan 1.000 hingga 100.000 rupiah memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut adalah memiliki gambar pahlawan dan penari di depan dan di belakang sisinya. Ciri khas uang dapat kita baca melalui laman Bank Indonesia. Marilah kita mulai mendalami sebuah pesan, yaitu "kesetaraan gender".

Pada uang 2.000 hingga 100.000 rupiah ditampilkan pahlawan laki-laki dengan gambar penari perempuan di belakangnya. Ada konsepsi laki-laki dan perempuan ditampilkan dengan elok yang saling mengisi "identitas bangsa" itu. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran yang sama dalam bangsa kita dan sama-sama berharga.

Uang pecahan 1.000 memiliki konsepsi yang unik, yaitu menampilkan Cut Meutia, pahlawan perempuan yang memiliki cerita yang luar biasa untuk selalu dapat dipelajari dan dikenang sepanjang masa. Di baliknya terdapat penari laki-laki yang menari tifa. Sebuah kontras jika dibandingkan dengan uang pecahan dengan emisi yang sama. Di dalam uang kertas pecahan terkecil itu ternyata terdapat pesan luar biasa tentang kesetaraan gender. Perempuan dapat berjuang dan mengisi peran yang sama dengan laki-laki. Sama-sama dapat berjuang demi harkat martabat bangsa. Laki-laki pun punya peran dalam estetika budaya.

Sebagai masyarakat Indonesia, rupiah adalah hal yang harus kita sikapi dengan bijak. Selain sebagai alat pembayaran, rupiah juga menunjukkan jati diri sebagai penghela pesan budaya, identitas alam, dan pesan kemanusian luar biasa tentang pergulatan perempuan dan laki-laki Indonesia dalam riwayat perjuangan dan kemajuan bangsa. Pesan tersebut disampaikan berantai antargenerasi untuk senantiasa diwujudkan dalam tahun-tahun ke depan. Pesan tersebut bukanlah pesan omong kosong atau sekadar simbolisasi riwayat Indonesia, tetapi sebuah hal pasti yang akan diwujudkan dalam setiap generasi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun