Oleh karena itu saya sependapat karena menurut saya matematika merupakan bahasa universal yang selalu menggunakan logika sehingga selalu ada keterkaitan dengan ilmu sebelumnya, hal ini sama dengan bait-bait puisi yang selalu berkaitan sehingga menciptakan sebuah puisi yang indah. Kalau boleh saya ingin mengatakan kalau ingin membuat puisi yang bagus maka kita harus paham akan konsep matematika, khususnya konsep logika.
Sebagai pengantar agar orang lain membaca kami membuat rangkaian kalimat sebagai berikut :Â
Ada kata yang tak mampu terucap. Ada isyarat yang tak dapat terungkap. Ada iktikad yang tak bisa diralat. Antara rasa dan karsa asmaraloka yang menafakuri rosario panggung sandiwara, menjelma goresan semu yang menghakpatenkan sepasang nama dalam bait bertorehkan tinta-tinta pada rangkaian 'kita' menapaki semesta hingga tertutupnya netral.
Seluruh denyut waktu, menjalar dalam relung candu, meluluh-lantahkan beku. Untukmu di penghujung rindu, jejakmu akan menjadi petunjuk arahku tanpa ambigu. Akankah aksara ini mampu mewakili sebuah rasa? Akankah barisan diksi ini tenggelam dalam vibrasi afeksi? Inilah buku antologi puisi dan cerpen persembahan dari dua penulis dengan entitas rindu yang membuncah hingga melahirkan sebuah kisah dan mampu berkarya tanpa bertatap mata secara nyata. Cinta, kecewa, memoar, duka, lara, dan air mata secara keseluruhan dikemas dalam satu kesatuan paradigma hati, mengubah ilusi menjadi sajak mengulum diksi, menuntaskan aksara semu menjadi candu. Buku ini akan mengantarmu pada sebuah perjalanan dengan destinasi yang tiada ujungnya untuk mengitari keindahan diksi yang menjalar dalam sanubari. Antara aku dan kamu akan mengungkap sebuah kata bernama rasa dengan sampul Senarai Asmaraloka.