Ulul Albab Astronomi Club (UAAC), Komunitas Astronomi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang mengglar Acara "Ngamat Bareng" fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) di depan Menara Masjid At-Tarbiyah UIN Malang pada hari Kamis, 26 Desember 2019.
Gerhana Matahari Cincin (GMC) terjadi ketika lintasan bulan tepat sejajar di antara bumi dan matahari saat siang hari, namun piringan bulan tampak lebih kecil dibanding piringan matahari di langit karena faktor jarak keduanya. Hal ini membuat Matahari tidak tertutup sepenuhnya dan menghasilkan  bayangan bulan yang membentuk cincin. Gerhana Matahari tidak terjadi setiap bulan karena perbedaan kemiringan bidang orbit antara bulan dan matahari.
Tahun ini, warga indonesia berkesempatan melihat gerhana matahari cincin. Namun tidak dianjurkan melihatnya dengan mata telanjang, lebih baik memakai kacamata gerhana atau menggunakan teleskop dengan lensa khusus untuk mengamati matahari. Gerhana Matahari dapat dilihat secara jelas atau 100% di sumatra dan sebagian kalimantan saja dan di malang hanya dapat melihat 63% saja.
Acara Pengamatan ini telah disiapkan satu minggu sebelumnya dengan sasaran masyarakat sekitar dan civitas akademika UIN Malang namun diluar perkiraan, banyak wartawan yang hadir untuk meliputi kegiatan ini karena di malang hanya ada 2 tempat pengamatan yaitu di desa sahabat alam yang diadakan oleh Malang Astonomi Club (MAC) bersama Kapela UM dan Masjid At-Tarbiyah UIN Malang.
Persiapan yang dilakukan UAAC adalah menyiapkan 2 Teleskop, yaitu Teleskop Reflaktor yang dioperasikan secara manual dan Teleskop Celestron yang dioperasikan dengan remote control dan otomatis berpindah sendiri mengikuti pergerakan objek yang diamati. tidak hanya menyiapkan Teleskop saja, tapi juga menyiapkan 10 kacamata matahari.
Acara pengamatan dimulai pada pukul 10 dengan menata teleskop celestron yang cukup berat dan teleskop reflaktor. sembari menunggu teleskop celestron di setting oleh pak kusairi selaku operator, para wartawan mewawancarai alvin hidayat selaku ketua UAAC untuk pemberitaan acara . setelah pak kusairi berhasil mendapatkan lokasi gerhana matahari, satu per satu peserta pengamatan mulai melihat gerhana matahari melalui telesko celestron tersebut. tidak cukup dilihat saja, banyak peserta yang juga mengabadikan fenomena gerhana matahari dengan kamera gawainya. puncak gerhana matahari diperkirakan oleh bapak rusli selaku pembina UAAC terjadi pada pukul 12.
Setelah Sholat dhuhur para peserta pengamatan juga mengikuti Sholat Kusuf atau Sholat Sunnah Gerhana Matahari. Sholat ini termasuk salah satu Sholat Sunnah yang menjadi Sunnah Muakad atau mendekati wajib, setelah Sholat Idul Fitri, Sholat Idul Adha, Sholat Istisqa', dan Sholat Gerhana Bulan.
Kegiatan yang dilakukan pada siang hari ini adalah wujud rasa syukur kita terhadap ciptaan Allah SWT dan Pembelajaran maupun pengetahuan yang mungkin belum di dapatkan saat belajar di bangku sekolah ataupun hanya sekedar teori saja.