Sepak bola saat ini telah menjelma menjadi salah satu olahraga yang paling digandrungi di muka bumi dengan sajian pertandingan-pertandingan yang selalu mampu membuat jantung 'dag-dig-dug' saat melihatnya dan juga adanya sebuah kata magis 'bola itu bundar' yang membantu segala menjadi mungkin seperti yang dilakukan oleh Leicester city yang mampu menjuarai liga Inggris.Â
Cerita Leicester city  hanyalah satu dari ratusan bahkan ribuan cerita magis 'bola itu bundar', karena sejatinya ucapan magis itu tidak melulu untuk menggambarkan tim-tim kuda hitam yang menjadi juara saja namun kehebatan dan kegigihan tim kuda hitam yang mampu menjungkalkan tim-tim raksasa dalam setiap pertandingan nya.
Serie A merupakan salah satu liga yang tahun ini menunjukkan kemagisan ucapan 'bola itu bundar' Â dengan keluar nya Lazio sebagai kampiun Coppa Italia dan juga cerita Atalanta yang bertengger di posisi 3, walaupun liga ini tetap menjadi membosankan.Â
Bagaimana tidak membosankan, dalam 8 tahun terakhir juara Serie A Tidak berubah tetap Juventus yang mendominasi. Tapi Angin segar mulai datang ke tanah Bergamo tepat nya di tim Atalanta B.C yang mampu menempati peringkat 3 dalam Klasemen Serie-A 2018/2019. Bahkan Atalanta memiliki catatan lebih bagus ketimbang Juventus dalam jumlah Gol dalam 1 Musim yaitu 77 Gol sedangkan Juventus 70 Gol saja.
Atalanta dalam 3 tahun terakhir menjelma menjadi kekuatan baru dalam Serie-A atau lebih tepatnya setelah ditukangi (dilatih) oleh Gian Piero Gasperini, prestasi klub ini mulai membaik yaitu pada tahun pertama mereka berhasil menempati peringkat keempat (4) setelah itu di tahun kedua menempati peringkat ketujuh (7) dan pada tahun ini berhasil menempati peringkat ketiga ditambah lagi menjadi Runner-up Coppa  Italia dan membuat tim ini otomatis lolos ke UEFA Champions league (UCL) untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Pencapaian ini tidak terlepas dari penampilannya impresif para pasukan La Dea dalam satu musim ini dengan mencetak 77 Gol dengan 23 Golnya dicetak oleh Duvan Zapata (pemain pinjaman dari Sampdoria) yang disokong dengan Assist dari Alejandro Gomes (11 Assist) dan Josep Ilicic (7 Assist).Â
Statistik musim ini pun terbilang sangat bagus dengan 20 Kemenangan, 9 Hasil imbang, dan 9 kekalahan dan ditambah dengan berhasilnya Atalanta menahan imbang sang Juara Imbang Juventus dalam dua pertemuan musim ini.
Catatan tersebut juga mematahkan asumsi publik bahwa tim ini akan bernasib sama dengan tim-tim kuda hitam yang mengejutkan tim-tim besar dengan penampilan impresif dan pemain-pemain yang menjanjikan. Apalagi setelah tim ini dipincangkan oleh tim-tim besar setelah seluruh talenta muda mereka laris manis dipasaran. Beberapa pemain tersebut ialah : Andrea Conti, Frank Kessie, Matia Caldara. Roberto Gagliardini, Bryan Cristante, dan Andrea Petagna.
Belilah pemain muda Atlanta sepuasnya. Saya akan orbit kan pemain baru lagi.
Kehebatan Atalanta tahun ini tidak terlepas dari pemain muda hasil akademi nya walaupun tidak sebanyak 2 tahun lalu. Perlu diketahui bahwa Akademi Sepak bola Atalanta menempati peringkat 6 Terbaik di dunia setelah Akademi Real Madrid, Barcelona, dan Ajax tentunya. Akademi ini telah banyak melatih bakat-bakat hebat yang nantinya menjadi pemain senior Atalanta dan juga pemain timnas nasional Italia. Hemat saya, regenerasi pemain muda Italia tidak terlepas dari sumbangsih akademi ini.
Saat ini tinggal pertanyaan, bagaimana Penampilan Atalanta musim depan? Tetap Impresif atau tidak? Atau bahkan dapat mematahkan dominasi Juventus?