Indonesia merupakan negara dengan tingkat prevalensi penyakit Diabetes Melitus (DM) yang tinggi, menduduki peringkat kelima dunia. Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,47 juta pada tahun 2021. Angka ini diperkirakan bisa mencapai 28,57 juta pada tahun 2045, atau meningkat sebesar 47% dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2021. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme pada pankreas, yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau hiperglikemia akibat penurunan jumlah insulin dari pankreas (Lestari et al., 2021).
Menanggapi situasi ini, tim PKM RE dari Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) melakukan riset inovatif berjudul "Fabrikasi Resistant Starch Tipe 3 Berbasis Pati Umbi Gembili dan Kacang Tunggak sebagai Ingredient Pangan Fungsional bagi Penderita Diabetes Melitus". Tim ini terdiri dari lima mahasiswa yang dipimpin oleh Carantia Raharditya dari jurusan Teknologi Pangan angkatan 2022, dengan anggota tim Fitranaya Arlian Cintaya Dewi (Teknologi Pangan 2022), Salsabila Nanda Lestari (Teknologi Pangan 2023), Giovanni Raharja (Teknologi Pangan 2023), dan Pauline Nadine Jessica Goa (Teknik Biomedis 2023). Penelitian ini dibimbing oleh dosen Ajeng Dyah Kurniawati, S.TP., M.Sc.
Hasil riset mereka adalah pembuatan pati resisten tipe 3, yang dikenal mampu memperbaiki kadar glukosa darah pada penderita diabetes dengan mencegah resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin. Resistant starch tipe 3 memiliki keunggulan sebagai ingredient pangan fungsional karena tahan terhadap panas dan mampu mempertahankan karakteristiknya selama proses pengolahan pangan. Untuk menghasilkan pati resisten ini, diperlukan bahan dengan kadar amilosa yang tinggi.
Umbi gembili dipilih sebagai bahan utama karena memiliki kadar amilosa yang cukup tinggi, yaitu 24,3%, dan amilopektin sebesar 75,7%. Kombinasi dengan kacang tunggak, yang mengandung kadar protein cukup tinggi sebesar 26,41%, juga digunakan untuk meningkatkan nilai gizi dari pati resisten yang dihasilkan.
Penelitian ini tidak hanya memanfaatkan komoditas lokal tetapi juga berpotensi memberikan solusi bagi penderita diabetes di Indonesia, mengingat tingginya prevalensi penyakit ini. Hasil riset dari tim PKM RE ITTP ini diharapkan dapat diimplementasikan secara luas dalam industri pangan fungsional, memberikan alternatif pangan yang lebih sehat dan bergizi bagi masyarakat.