Bassam Tibi merupakan salah satu ilmuwan politik dan juga seorang profesor Hubungan Internasional. Beliau lahir di Suriah, Damaskus pada tanggal 4 april 1944, kemudian pindah ke Jerman pada tahun 1962 dan resmi menjadi warga negara Jerman pada tahun 1964. Beliau dikenal dengan sang pendiri Islamologi yaitu kajian sosial-sains Islam dan konflik pasca politik dua kutub. Beliau juga dikenal sebagai ilmuwan Hubungan Internasional yang mengenalkan Islam dengan tema-tema konflik Internasional dan peradapan, beliau juga menjelaskan integrasi imigran Muslim di negara-negara lewat konsepnya tentang Letikultur dan konsep Euroislam. Bassam Tibi pernah belajar di Universitas Johann Wolfgang Goethe Frankfurt kemudian mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1971 dan beliau juga mendapat gelar super Ph.D di Universitas Hamburg pada tahun 1981.
Sebagai salah satu tokoh politik islam di kawasawan minoritas, Bassam Tibi memiliki peran yang sangat penting. Tidak hanya menjadi pemimpin bagi umat Muslim, tetapi juga berkontribusi pada dinamika politik bagi negara-negara dimana umat Islam merupakan minoritas. Beliau merupakan pengamat terkait dengan peluang dan tantangan yang dihadapi oleh umat Muslim, beliau juga seorang ilmuwan yang mengamati tentang isu-isu agama, permasalahan sosial, dan politik bagi umat Muslim dikawasan minoritas.
Pemimpin Muslim yang berada di kawasan minoritas seringkali mendapatkan sebuah tantangan-tantangan yang berat, seperti salah satunya adalah mereka harus membela hak-hak komunitas mereka serta mencari cara untuk bisa berintegrasi dalam masyarakat yang beragam secara budaya maupun agama. Pemimpin Muslim di kawasan minoritas juga memili peran penting dalam mempromosikan dialog antar agama, budaya, dan mendukung keberagamaan.
Tokoh politik Islam di kawasan minoritas seperti Bassam Tibi membawa kontribusi berharga dalam menciptakan harmoni dan pemahaman di antara komunitas yang berbeda. Melalui kepemimpinan yang bijaksana, diharapkan tokoh politik Islam mampu membentuk narasi yang inklusif, menciptakan ruang politik yang adil, dan dapat menjadi jembatan perdamaian bagi seluruh masyarakat secara keseluruhan.