Siapa yang tidak mengenal sampoerna? Iya betul sampoerna adalah merk rokok. Salah satu produknya yang sudah terkenal sejak dulu adalah djisamsoe 234, kalau sudah punya rokok ini semua menjadi lebih mudah, ha-ha-ha, karena djisamsoe itu punya imej eksekutif dan harganya cukup mahal waktu itu, jadi kalua sudah punya rokok djisamsoe sudah pasti punya duit.
Namun seiring perkembangan zaman, popularisme rokok kretek mulai memudar sejak hadirnya rokok bernuansa mild yang lebih lembut, berfilter dan mempunyai kadar nikotin yang lebih rendah (katanya… karena ada filternya).
Kita dapat melihat kenangan rokok merk sampoerna sejak dahulu sampai sekarang dengan mengunjungi museum sampoerna di Surabaya. Museum ini bernama house of sampoerna berada di jalan sampoerna. Gedungnya berbentuk kotak, yang disangga oleh 4 batang rokok djisamsoe.
Pada bagian dalam, saat masuk pintu depan disebelah kiri kita akan melihat warung klontong, warung sederhana dari bambu yang menjual makanan dalam stoples, ada juga cengkeh, jagung dan ini menurut penjaga museum adalah cikal bakal perusahaan sampoerna milik pendiri PT. Sampoerna yaitu Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio. Pada bagian inilah aroma khas rokok itu keluar yang menyeruak ke semua bagian dalam museum. Masih menurut mbaknya tembakau itu berasal dari Temanggung, jawa tengah, yang sangat terkenal dengan tembakau srintilnya (sumber).
Masuk ke bagian lain museum terdapat 2 sepeda ontel yang digunakan pendiri sampoerna untuk berdagang. Kedua sepeda itu dipajang karena memiliki nilai historis yang tinggi, “awas” kata mbak nya “jangan di pegang” lanjutnya sambal tersenyum saat anak saya yang paling kecil mencoba untuk memegang sepeda itu. “sejarahnya tinggi, harus hati hati merawatnya”. Didepan sepeda itu ada kereta kuda yang digunakan untuk menarik barang dagangan zaman itu. Semuanya masih sangat rapi dan terawatt.
Pada bagian lain terdapat koleksi peralatan marching bandyang merupakan binaan sampoerna ini pernah jaya di era 90 an, baik nasional maupun internasional salah satunya adalahmemenangkan penghargaan 1st prize for non-american participants dalam acara tournament of roses di Pasadena California (sumber).
Hampir semua sejarah perjalanan hidup pendiri PT Sampoerna ada di lantai 1, mulai dari foto kenangan hingga peralatan produksi dan pemasaran ada di sini, so puas puasin ya bernostalgia di sini. Kalua saya masih ingat banget dengan kemasan rokok djisamsoe tahun 90an. Hehehe
Beranjak ke lantai 2 terdapat pusat oleh oleh, ada baju kaos, batik, souvenir dan ada pemandangan pabrik rokok yang masih berfungsi untuk membuat rokok kretek, menurut info yang saya baca, kalai mau melihat pekerja ini melinting rokok datang pada hari dan jam kerja.
Surabaya Haritage Track (SHT)
Selain museum pengunjung juga bisa menikmati bus wisata gratis dari Sampoerna yang diberinama Surabaya Haritage Track. Bus ini beroperasi pada jam 11:00, 13:00; dan 15:00. Layanan ini juga tidak ada biaya (gratis) selama quota masih ada. Tapi jangan berkecil hati jika belum dapat tempat duduk, silahkan mendaftarkan nama dan datang pada 30 menit sebelum jadwal keberangkatan. Atau alternative lain adalah melakukan pemesanan telephone usahakan 1 minggu sebelumnya. Karena menurut mbaknya quota pemesanan melalui telp hanya 50% dari tempat duduk, sementara quota sisanya untuk pengunjung yang datang langsung.
Kami sekeluarga datang pukul 12an gitu, kemudian langsung pesan untuk ikut bus gratis ehhh… ternyata sudah penuh, tapi masnya mempersilahkan untuk daftar nama, ternyata dapat nomor daftar tunggu nomor 1, kemudian kami jalan-jalan ke museum dan melakukan aktivitas lain, 30 menit sebelum jam 15:00 kami sudah tiba.