[caption id="attachment_238358" align="aligncenter" width="602" caption="one gate system ( dok.pribadi)"][/caption]
Saat ini kami sedang melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV tau biasa disingkat dengan PIM 4.
Diklat ini diperuntukkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan atau sudah menduduki jabatan Eselon IV setingkat Kepala Seksi atau Kepala sub bagian.
Lamanya waktu pelaksanaan adalah empat puluh hari. Untuk itu kami seluruh peserta diwajibkan untuk menginap didalam asrama.
Saat materi orientasi lingkungan kai dibagikan 4 tema yang berbeda yaitu (1) kebersihan (2) keamanan (3) Katering (4) sarana dan prasarana.
Saat kelompok 2 memresentasikan hasil pengamatannya dilapangan tentang keamanan, saya melihat sebuah permasalahan yang belum ada tindak lanjutnya, yaitu akses masuk dan keluar dari dalam asrama ke pemukiman penduduk maupun dari luar asrama ke dalam asrama.
Dari sisi keamanan jelas ini bahaya, sebab metode one gate system menjadi tidak berfungsi, karena ada gate-gate lain yang tidak terawasi dengan baik.
Namun demikian banyak pekerja di dalam asrama, seperti bagian kebersihan maupun pekerja lainnya tinggal disekitar lingkungan sekolah dan asrama.
Kebutuhan akan waktu tempuh ke tempat kerja dan pulang dari tempat kerja membuat mereka melakukan negosiasi dengan pengurus sekolah dan satuan pengamanan.
[caption id="attachment_238361" align="aligncenter" width="602" caption="Warga yang menuju keluar Asrama melalui pintu darurat (dok.pribadi)"]
“Karena kalau kita lewat depan sono pak, jauh makanya kita minta pintu samping temboknya dijebol aja agar kita pulangnya tidak jauh”. Ujar salah seorang pegawai menjelaskan.
Jika tidak dilakukan pengawasan terhadap pintu-pintu tersebut maka akan menjadi masalah buat pengurus dan satpam terhadap jaminan keamanan penghuni.
Pernah kejadian penghuni asrama kehilangan barang berharganya didalam kamar, laptop, handphone diambil orang tak dikenal.
Akhirnya menimbulkan ketidaknyaman antara penghuni asrma dan pekerja yang kebanyakan berasal dari lingkugan sekitar, jadi ada dugaan kita pelakunya merupakan orang sekitar yang mungkin masuk lewat pintu-pintu tersebut.
[caption id="attachment_238363" align="aligncenter" width="602" caption="Akses pintu darurat di sudut lain (dok.pribadi)"]
Hal ini juga pernah saya rasakan sewaktu masih kuliah di Depok beberapa tahun yang lalu, dengan luas kampus yang berates hektar banyak sekali daerah yang berhimpitan dengan akses pemukiman dan jalan raya.
Solusi yang dilakukan pihak kampus adalah dengan memberikan pagar besi dimana akses buka tutup nya ditentukan oleh pihak pengelola, untuk mengantisipsi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H