Mohon tunggu...
Faizal Amin Haderi
Faizal Amin Haderi Mohon Tunggu... Nahkoda - A learner Is Always Be Learner

Menurut saya menulis itu adalah bagian dari belajar karena untuk bisa menulis harus membaca, nah dengan membaca akan menambah pengetahuan kita dengan menulis semakin menajamkan pengetahuan tersebut. Mohon tanggapan dan koreksi nya. Bismillah.\r\n\r\nMore about me : https://www.instagram.com/faizalaminhaderi/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisahku dengan Masjid

21 September 2012   17:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:02 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

---- Berserah ----

Masjid adalah tempat tamasya yang paling indah, dimana meditasi, relaksasi bisa didapat dengan sangat mudah manakala hati, fikiran dan tubuh sudah sampai pada tahap Khusyuk. Berinteraksi dengan sang Maha Pencipta dalam komunikasi 1 arah lewat Do’a-doa yang akan dijawab bila waktunya tiba.

Keterkaitan ini bukanlah datang tiba-tiba, kecuali memang dipilih lewat sebuah Hidayah. Ayah saya seorang penceramah. Setiap kali dapat undangan mengisi acara saya selalu turut serta, senang bisa bersamanya, mendengarkan nasehat-nasehatnya, dari sana pula terkadang saya bisa memahami cara dia mendidik anak-anaknya, kerasnya, disiplinnya apalagi menyangkut Ibadah, Wow dia bisa ngomel seharian. Sungguh sebuah masa yang tak mungkin terlupa.

Kini anak saya hampir 3. Tugas saya adalah melanjutkan pembelajaran ini kepada para buah hati tercinta, mengajak mereka turut serta manakala dipanggil mengisi acara, siap atau tidak bukanlah masalah yang terpenting tampil kedepan dan berkarya. Kalau untuk urusan yang Lima waktu (sholat.pen) sudah pasti mereka selalu dibawa.

Ala bisa karena biasa, tidak ada yang terjadi secara tiba-tiba, semua butuh proses yang panjang dan lama, butuh kesabaran tentunya, untuk bisa menikmati hasilnya.

Menjadikan mereka mencintai Masjid dan Mushollah haruslah dimulai dari kita, tuntun hingga mereka dewasa, Setelah mereka bisa berfikir benar salah, saat itulah kita bisa melihat hasilnya, menikmati jerih payah kesenangan bersama mereka, itulah bekal jariyah  yang tiada putusnya.

Banyak anak banyak rezeki, sebuah motivasi bagi pasangan suami istri, jangan takut tidak cukup untuk menghidupi, kita percaya semua makhluk sudah dibekali rezeki sendiri-sendiri. Tapi kalau mengatur jarak kelahirannya itu baru strategi. Semua itu akan jadi ladang pahala jariyah di kehidupan setelah ini.

Prinsip kami adalah memperkuat Aqidahnya semenjak dini, agar lebih lekat di memori, hingga suatu saat mereka menjadikan Masjid adalah tempat yang paling aman untuk dicari, sekedar menyendiri ataupun konsultasi. Itu yang pernah saya alami.

#RenunganMalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun