Pendidikan karakter dan Living Values Education saling mendukung dalam membentuk individu yang memiliki nilai-nilai moral dan etika yang tinggi. Pendidikan karakter memberi landasan teoretis dan nilai-nilai dasar yang perlu diajarkan kepada siswa, sedangkan Living Values Education lebih menekankan pada pengalaman praktis dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya bekerja bersama-sama untuk menghasilkan individu yang mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.
Living Values Education adalah sebuah cara untuk mengkonseptualisasikan pendidikan yang mempromosikan pengembangan komunitas belajar berbasis nilai dan menempatkan pencarian makna dan tujuan di jantung pendidikan. LVE menekankan nilai dan integritas setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Dalam membina pendidikan yang berkualitas, LVE mendukung pengembangan individu secara keseluruhan dan budaya nilai-nilai positif di setiap masyarakat dan di seluruh dunia, dengan keyakinan bahwa pendidikan adalah kegiatan yang bertujuan yang dirancang untuk membantu umat manusia berkembang.
Kegiatan Lokakarya ini diikuti oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang beranggotakan 15 peserta yang dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Kearifan (House of Wisdom), Bantul, Yogyakarta dengan Dr. Muqowim, M. Ag., Founder Rumah Kearifan, dan Ziadatul Husna, M. Pd., Direktur Rumah Kearifan, sebagai trainer dalam kegiatan tersebut.
Pada hari pertama peserta diajak berdiskusi terkait dengan kontrak belajar dan misi pembelajaran tersebut. Lalu peserta diajak untuk berimajinasi terkait mimpinya yang belum sempat terlaksana dan bisa ter realisasikan di mimpi tersebut. Pada sesi ini peserta diajak untuk bisa menghidupkan nilai pantang menyerah dan bisa lebih termotivasi dengan mimpinya tersebut. Di akhir kegiatan para peserta diminta untuk merefleksikan apa saja nilai yang didapatkan pada hari itu dan memilih satu nilai apa saja untuk bisa dihidupkan untuk seterusnya.
Di hari kedua, pada sesi "Selamat Pagi" peserta diminta untuk bercerita tentang nilai yang sebelumnya telah dipilih dan bagaimana caranya peserta menghidupkan nilai tersebut. Lalu ada sesi yang Namanya "Kue Damai". Pada sesi itu peserta dibentuk dalam 3 kelompok dan diminta untuk membuat kue apa saja menggunakan kertas origami yang setiap bahan dan Namanya memiliki nilai filosofis. Selanjutnya ada sesi "Game Interaktif". Pada sesi tersebut peserta belajar pentingnya komunikasi antar kelompok, percaya diri, dan bisa bekerja sama. Dan pada sesi terakhir tidak lupa peserta bisa merenungkan dan menyebutkan nilai apa saja yang sudah didapatkan pada hari kedua, dan memilih salah satu nilai untuk bisa dihidupkan untuk seterusnya.
Di hari ketiga, peserta dilatih tentang kemampuan interpersonal. Yakni seperti bagaimana mendengarkan secara aktif dan berlatih menjadi mediator. Karena sejatinya manusia ialah makhluk sosial yang tidak terlepas dari komunikasi dengan yang lainnya dan dengan komunikasi tersebut bisa melahirkan adanya konflik. Lalu di akhir kegiatan lokakarya tersebut, peserta memperoleh sertifikat dengan cara yang unik, yaitu peserta yang dipanggil Namanya diminta untuk maju dan duduk di kursi yang telah disediakan, lalu peserta yang lain membisikkan hal hal positif secara berurutan.
Kesan peserta selama kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari yakni sangat antusias, karena pada hari pertama saja peserta diminta untuk bercerita tentang apapun yang sebelumnya belum pernah diceritakan oleh siapapun, ada sesi bermain secara kelompok yang mengajarkan peserta untuk percaya dengan anggota kelompoknya, dan masih banyak kegiatan seru yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H