Mohon tunggu...
Faizal
Faizal Mohon Tunggu... Tukang Jajan & Jalan -

Seorang Laki- laki // Pecinta Minum Kopi // Hobi jalan dengan Kereta Api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hidupku Tak Semulus Jalan Tol

6 Mei 2017   22:44 Diperbarui: 6 Mei 2017   22:46 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengenang waktu kecil, apa yang anda sukai ketika ditanya hal yang menyenangkan ketika masih kecil, belum ada beban belum ada kepikiran masa depan, apalagi sampai ditinggal mantan ehh bukan itu. Hahhaa.

Sampai hal yang menyenangkan waktu kecil adalah ditanya cita-citamu ingin menjadi apa, Pilot, Dokter, Polisi, Tentara dan Guru, padahal itu semua tidak semudah membalik telapak tangan. Dan dari semua cita cita yang masih banyak lainya tidak ada satupun yang memilih menjadi Petani, Mengapa? Ada beberapa teman saya keterima di jurusan Pertanian tapi dia menolak tidak ingin masuk jurusan pertanian, alasannya sangat mudah di mengerti "takut panas katanya". Dan percayalah kalian tanpa petani kalian tidak bisa makan Nasi dan sayur buah lainya.

Dan mulai sekarang kurang-kuranginlah atau hentikan kebiasaan konsumsi buah dan sayur dari luar negeri, Hargai setiap tetes keringat petani di negeri ini. Hehe sok Nasionalis dan Nasi itu harus dihabisi karena Mubazir tidak baik maaih banyak saudara kita yang kekurangan. Hehe sok Bijak dan Agamis.

Kenapa saya ingin bercerita seperti ini karena Kakek Nenek saya adalah seorang Petani bahkan Ayah- Ibu saya bekerja sambilan bertani walau mereka Hanya Pengawai Negeri Sipil kecil-kecilan tapi bertani bagi mereka itu tabungan untuk masa depan anak-anaknya.

Kakek saya pernah bercerita dulu tanah itu murah asal ada kemauan untuk membuka lahan pasti bisa. Sebagian buah pernah beliau coba, tapi hal yang menarik bagi saya adalah ketika ia menanam buah jeruk mungkin itu puncak kejayaannya sampai buah jeruk dikirim ke jawa sampai medan ceritanya.

Dulu cerita orang tua saya, lain dulu lain sekarang. Ketika pulang sekolah dulu harus membantu di kebun/ ladang. Tapi sekarang pulang sekolah tinggal maen game ps aja atau bimbel tambahan. Dulu sekolah susah jaraknya jauh harus jalan kaki tapi sekarang kendaraan umum banyak dan bisa di antar.

Saya merasa semuanya yang diatas pernah saya rasa. ketika saya SD-SMP-SMA sampai kuliah semester akhir saya berjalan kaki tidak ada namanya kendaraan motor/mobil seperti teman saya. Mungkin waktu SMP pernah dikasih Motor dan kecelakan motor dikira saya dan saya selamat membuat orang tua trauma. Tapi waktu kuliah akhirnya beberapa kecelakan juga. Alhamdulillah masih diberi selamat.

Waktu kuliah yang di ingat bukan pelajaran tapi berjualan gorengan kopi dll di kampus. Apa karena salah masuk jurusan hehe Sampai ada teman yang menyindir dibilang kekurangan uang jajan. dari segi ekonomi saya mampu, tapi senyum aja, rasa buang urat malu itu saya belajar. Celotehan paling di ingat jual kopi gorengan tapi tiap hari makan ayam bagaimana mau untung.

Waktu saya SMA saya kelas 1-2 memiliki rental PS sendiri. Saya jaga sendiri sampai mengatur keuangan di bagi dengan keluarga. Ya waktu itu lumayan sama halnya kejayaan warnet. Berhenti dikelas 3 karena harus Fokus UN waktu itu. Dikasih bimbel dari SMP sampai SMA tapi tetap Bolos juga. Hihi

Ketika SD saya pernah berjualan es balon di sekolah saya  membantu Ibu saya berjualan, Ayah saya untuk berkebun atau hanya sekedar menyiram bahkan itu satu keluarga melakukannya. Jadi kenangan sulit dilupa, Waktu itu menanam terong ungu. Pernah juga cabai sampai timun, pernah gagal menanam cabai karena busuk. 

Jagung dan singkong menjadi hobi baginya, karena mungkin singkong yang tidak terlalu sulit perawatanya. Tahu pohon singon? Bahan untuk membuat kertas, beliau juga pernah menanam waktu itu yang masih sangat jarang dan harganya lumayan. Tapi ujungnyanya gagal. Pernah juga berternak jangkrik dalam usahanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun