[caption id="attachment_254896" align="aligncenter" width="500" caption="berita tribun dan kompas terekam di google "][/caption]
Joni Malela menuai kematian tragis di Istana Negara. Lelaki berusia 45 tahun itu tewas terinjak kerumunan massa saat bersilaturahmi Lebaran dengan Presiden.
Keheboan peristiwa ini berakhir dengan pemberitaan media massa dengan judul yang nyaris seragam: SBY Memberikan Santunan Kepada Keluarga Korban. (versi Media Indonesia 10 jt sementara menurut Kompas 40 juta namun kemudian di ralat)
Nyawa melayang karena terinjak-injak massa dan terjadi pula di Istana Negara. Tempat di mana antrian ribuan orang yang datang untuk melepas rindu dengan penguasa di awal Lebaran. Jelas, kita prihatin dan sekaligus berduka atas kematian Joni Malela yang pergi meninggal luka bagi keluarganya.
Yang lebih menyedihkan, sejumlah pejabat negara memperlihatkan kepanikan yang luar biasa. Sibuk menglarifikasi penyebab kematian tragis itu sebagai sesuatu yang kebetulan. Padahal, jelas-jelas tragedi memalukan tersebut dipicu oleh satu sebab: KEKACAUAN.
Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih, dengan enteng mengatakan, “Sudah dilakukan pemeriksaan luar dan dari pemeriksaan luar tersebut tidak ditemui tanda-tanda kekerasan. Tanda diinjak atau kekerasan lainnya”.baca
Pernyataan Menkes yang responsif itu berbeda dengan informasi kejadian yang diberitakan Kompas dan sejumlah media lainnya. baca
Keanehan seputar berita tersebut membuat kita bertanya: Ada apa dengan misteri yang menyelimuti kematian Joni Malela…?
Salam Faizal Assegaf Jkt, 11 September 2010 My Facebook
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H