Google memberi peringatan serius kepada rezim SBY. Mesin pelacak tercanggih di dunia maya itu, memperlihatkan neraca dari berbagai berita dan informasi yang isinya mengkritik pemerintah, menempati ratting tertinggi.
Misal, “Fakta Selingkuh SBY”, google merekam sebagai salah satu artikel teratas dari 6,5 juta ratting pencari data. Menariknya, terobosan ini tidak lepas dari peran kompasiana sebagai salah satu blog yang independen. Boleh dibilang, berhasil mendorong terbentuknya komunikasi dan konsolidasi jaringan lintas elemen pendukung perubahan secara nasional maupun internasional.
Apa yang diperlihatkan google, adalah sebuah pertanda bahwa sikap rakyat yang kritis terhadap rezim SBY, dari hari ke hari meningkat tajam. Dan hal ini jelas memberi “nutrisi” kepada kelompok pendukung perubahan untuk terus melakukan koreksi efektif dengan fokus utama: Desakan transpransi kebijakan dan kepemimpinan rezim SBY...!
Sungguh, kemajuan ini, juga secara langsung telah memposisikan eksistensi dan peran jaringan loyalis SBY dalam situasi yang terjepit. Yakni, kehilangan daya respon dalam mengahadapi dinamika lalu-lintas informasi yang dihasilkan oleh jaringan pendukung perubahan. Baik dari sisi argumentasi maupun dukungan basis pembaca.
Hal ini mengakibatkan barisan loyalis SBY kian terjebak dan kehilangan bentuk dalam arus berita dan informasi yang tersedia di sejumlah blog dan situs berita. Contoh kasus terkini, adalah ihwal pernyataan Marzuki Alie, Ketua DPR, yang dengan cepat menuai reaksi protes dari masyarakat dunia maya. (baca)
Mengamati lompatan kemajuan tersebut, saya menyarankan kepada kawan-kawan untuk tetap terkonsolidasi, dan teruslah melakukan kreasi dan perlawanan secara cerdas. Jangan pernah terusik dengan para siluman pendukung rezim SBY, yang akhir-akhir ini giat melakukan polarisasi dan pembodohan kepada publik…!
Ayo bergandang tangan untuk bersama-sama menegaskan: “Good bye loyalis SBY...! Kami telah bertekat untuk memilih melangkah ke depan guna menyongsong MATAHARI PERUBAHAN…
Kami tak ingin terjebak dalam kegelapan di rumah kebangsaan, karena tempat itu lebih cocok buat tikus, kecoa, drakula, srigala, kalajengking dll... Jadilah manusia dengan cahaya kesadaran di hati dan pikiran untuk saling menerangi, bukan sebaliknya redup dan mempertahankan kegelapan di bawah bayang-bayang rezim korup...!” --kutipan satus my facebook--
Salam, Faizal Assegaf Jkt, 24 Agustus 2010
Artikel Sebelumnya:
- Ibas Seranjang Dengan Siapa?
- Pendeta, Jangan Gitu Dong…!
- Jesus Bersujud, Karena Dia Islam
- SBY Pantau Kompasiana
BONUS:
|>> "Bagaimana dgn urusan Partai Germokrat?," tanya raja... "Oh, makin solid paduka, semua itu krn kecerdasan dan kerja keras Pangeran Ibashi Libas Dikipas dan paman Poltaki," jwb Maurjoki... "Ya, putraku itu memang sangat berbakat sbg politisi," ujar raja.
Kunjungi facebook: Hikayat Raja Cikeas (HRC)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H